Kementan-KTNA Jalin Komitmen Antisipasi Perubahan Iklim dan Krisis Pangan Global

Jumat, 09 Juni 2023 – 22:52 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) bersama ketua KTNA membangun komitmen dalam hal antisipasi perubahan iklim dan krisis pangan global. Foto: Kementan

jpnn.com, PADANG - Kementerian Pertanian (Kementan) membangun komitmen bersama dengan KTNA (Kelompok Tani Nelayan Andalan) dalam hal antisipasi perubahan iklim dan krisis pangan global.

Komitmen tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis yang disaksikan dan ditandatangani langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) di akhir kegiatan Workshop Program Kementan, Komitmen KTNA dan Rekomendasi Antisipasi Perubahan Iklim dan Ancaman Krisis Pangan Global di Auditorium Universitas Negeri Padang, Sumatra Barat, Jumat (9/6).

BACA JUGA: Pastikan Kesiapan Penas di Sumbar, Mentan SYL Minta Konsolidasi Ancaman Krisis Pangan

Hadir pada kesempatan tersebut anggota Komisi IV DPR RI Hanan Abdul Razak dan Hermanto, Ketua Perhiptani Isran Noor serta delapan jajaran Eselon I di lingkup Kementan.

SYL mengatakan workshop yang diselenggarakan sehari itu tak akan cukup untuk terus-menerus menyamakan persepsi tentang pembangunan pertanian nasional.

BACA JUGA: Lewat Genta Organik dan Smart Farming, Kementan Optimistis Hadapi Krisis Pangan

Oleh karenanya, diperlukan lagi koordinasi lanjutan antara Eselon I Kementerian Pertanian dengan KTNA untuk menjalankan program pembangunan pertanian nasional.

"Kita harus berterima kasih kepada petani, karena pertanian menjadi bantalan ekonomi dalam menghadapi pandemi," kata SYL.

BACA JUGA: Kompol Petrus dan 7 Anggota Brimob Dijebloskan ke Tahanan

Ke depan, Mentan SYL melanjutkan, dunia akan dihadapkan pada ancaman krisis pangan global, di mana 30 persen produktivitas pertanian diprediksi akan terus menurun.

"Oleh karenanya, harus ada gagasan-gagasan, terobosan seperti tiap kabupaten harus menjadi lumbung pangan, dengan cara menanam di tiap kabupaten seluas 1.000 hektare," tutur Syahrul.

Hal yang perlu diperhatikan dalam Bimtek selanjutnya, menurut Mentan SYL adalah efisiensi pemakaian pupuk dan mulai menggunakan lebih banyak pupuk organik.

"Kita kurangi pemakaian pupuk kimia. Satu hal lainnya adalah pemanfaatan KUR (Kredit Usaha Rakyat) sektor pertanian untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis pertanian," ucapnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi berharap dengan penandatanganan komitmen bersama antara Kementan dengan KTNA.

Dia berharap setelah kegiatan Penas Petani-Nelayan XVI akan terjalin sinergi bersama dalam menjalankan komitmen program antisipasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global.

"Komitmen bersama ini akan makin membuat insan pertanian kita solid dalam mengantisipasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global," kata Dedi.

Dikatakannya, Kementan sendiri telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global.

Salah satu kuncinya ialah petani harus terus dapat berproduksi tanpa mengalami kendala apa pun.

"Kami sudah melakukan identifikasi terhadap berbagai tantangan yang akan dihadapi sehubungan dengan ancaman perubahan iklim. Langkah mitigasi dan adaptasi tersebut tentu membutuhkan kerja sama lintas stakeholder yang baik agar petani tetap dapat berproduksi dan meningkatkan produktivitasnya," harap Dedi.

Ketua KTNA M Yadi Sofyan Noor mengatakan Workshop Program Kementan yang merupakan bagian dari Rembug Utama KTNA yang menghasilkan rekomendasi dari eselon I Kementan.

"Ada delapan Eselon I Kementan yang akan bekerja sama dengan KTNA dalam mengantisipasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global. Saya kira ini menjadi gerak bersama untuk kita dalam membangun pertanian nasional," kata Sofyan Noor. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kronologi Anggota TNI AD Tusuk Mati Warga di Senen Gegara Masalah Sepele


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler