jpnn.com, KARANGANYAR - Sektor Pertanian Indonesia terus merangsek pasar ekspor di luar negeri. Tak hanya komoditas unggulan saja, sarana pendukung pertanian seperti pupuk organik pun ternyata diminati pasar luar negeri.
Hal ini terbukti dari ekspor perdana pupuk organik dan dekomposer dari PT Indo Acidatama, Pomi dan Beka ke pasar Malaysia.
BACA JUGA: Kepala BKP Kementan Tegaskan Dukungan Penurunan Stunting
"Kita semua harus bangga ada produk pertanian khususnya pupuk organik yang diminati pasar luar negri. Diharapkan ekspor ini terus berlanjut," ungkap Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Sarwo Edhy saat melepas ekspor perdana Pupuk Organik PT Indo Acidatama di Karanganyar, Sabtu (14/12).
Sarwo pun menuturkan, kegiatan ekspor yang dilakukan PT Indo Acidatama melalui PT Berkah Karya Kusumo ini mampu membantu pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi untuk maksimalkan ekspor untuk membangun ekonomi bangsa.
BACA JUGA: Kementan Bersama Pemda NTT Komitmen Perkuat Gratieks Komoditas Peternakan
"Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa ekspor pertanian harus bisa tiga kali lipat," tegas Sarwo.
Adapun pupuk organik cair (POC) dan dekomposer yang diekspor kali ini sejumlah 10 ribu liter dengan nilai ekspor Rp 400 juta. Ke depannya, PT Indo Acidatama dan PT Berkah Karya Kusumo akan mengarahkan ekspornya ke Thailand, Vietnam dan Myanmar secara paralel.
BACA JUGA: Kementan Lepas Ekspor Perdana Pupuk Cair Organik dan Dekomposer ke Malaysia
Sejak awal berdiri pada 1986, perusahaan ini memproduksi etanol dan diekspor lebih dari sepuluh negara dan sebagian besar dipergunakan sebagai bahan baku industri farmasi. Kini dengan kapasitas produksi mencapai dua juta liter, PT Indo Acidatama mengembangkan usaha ke pupuk organik cair dan biodekomposer sejak 12 tahun silam.
"PT Indo Acidatama ini mulai mengekspor pupuk organik sejak 3 tahun terakhir. Untuk di dalam negeri, produk sudah dari Aceh sampai ujung Papua," tutur CEO Agro PT Indo Acidatama, Hartanto.
Lebih lanjut Hartanto menjelaskan produksi pupuk cair dan dekomposer tersebut menjadi bagian dari tanggung jawab bersama untuk bisa menciptakan produksi pertanian yang ramah lingkungan dan sehat.
"Merubah kebiasaan petani untuk menggunakan pupuk organik memang sulit. Sebab mereka hanya menggunakan dan mengenal pupuk kimiawi seperti NPK," tukasnya. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi