jpnn.com, BREBES - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengunjungi Kabupaten Brebes untuk meninjau pemanfaatan pupuk dan pestisida di lahan pertanian tanaman bawang merah.
Brebes memiliki potensi yang begitu besar di sektor pertanian. Daerah ini banyak memproduksi beberapa komoditas pertanian, mulai tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
BACA JUGA: Kementan Targetkan Menjadi Badan Publik Informatif 2019
Sarwo Edhy didampingi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Brebes melakukan dialog langsung dengan kelompok tani maupun penyuluh pertanian di Desa Sidamulya Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes.
BACA JUGA: Kementan Targetkan Menjadi Badan Publik Informatif 2019
BACA JUGA: Kementan Tingkatkan Ekspor Sarang Walet Ke Tiongkok
Desa ini mempunyai lahan pertanian seluas 300 hektare. Adapun produksi tanaman bawang di wilayah ini sebesar rata rata 10 - 12 ton per hektar.
"Kunjungan kami di wilayah Brebes ini adalah fokus kaitan dengan pupuk dan pestisida. Biasanya pemggunaan pupuk dan pestisida berlebihan sehingga merusak struktur tanah Nah, bagaimana kita menyehatkan tanah tanah yang ada di Brebes ini supaya subur kembali, itu tadi dengan menggunakan pupuk yang berimbang," ujar Sarwo Edhy, Kamis (25/7).
BACA JUGA: Perdana di Sumbar, Jambore Organik Kampanyekan Pangan Sehat
Sarwo menambahkan, Ditjen PSP Kementrian Pertanian mengharapkan struktur tanah yang ada di sini secara bertahap dapat diperbaiki, dapat subur kembali dan tidak memboroskan uang untuk membeli pestisida.
"Tujuan kami ke sini juga untuk melihat keberhasilan dengan menggunakan pupuk organik pupuk hayati yang memang diperlukan oleh tanah dan mengurangi pestisida secara bertahap," ucap Sarwo Edhy.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Brebes Yulia Hendrawati mengaku sangat senang sekali dan berterima kasih dengan kunjungan Dirjen PSP untuk melihat secara langsung para petani bertani di sini.
"Alhamdulillah hasilnya baik. Tadi disampaikan Pak Dirjen harapannya prosuktivitas tinggi tapi yang perlu diingat oleh petani adalah penggunaan pestisida yang benar. Baik secara dosisnya maupun kapasitasnya penggunaannya," ujarnya.
Begitu juga dengan pemupukannya. Kalau sudah menekan biaya produksi maka nanti BEP-nya turun, kalau BEP-nya sudah turun produktivitas tinggi maka tentu keuntungan yang diperoleh petani tinggi.
"Harapan kami bertani dan berbudi daya tani sesuai dengan kebutuhannya jangan sampai overdosis penggunaannya. Kalau bisa kembali ke pestisida yang organik, dapat mengembalikan kesuburan tanah dan tentunya lebih irit dan lebih hemat pembiayaan," pungkasnya. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Jitu Kementan Selamatkan Sawah Kekeringan di Indramayu
Redaktur : Tim Redaksi