jpnn.com, SUMATERA SELATAN - Kementerian Pertanian (Kementan) mengoptimalkan lahan rawa menjadi pertanian produktif guna mendongkrak produksi pangan khususnya padi atau beras nasional.
Pasalnya, lahan rawa lebak lebih memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan menjadi pertanian produktif.
BACA JUGA: Odicoff yang Digelar Kementan Berhasil Tingkatkan Ekspor Suplemen Pakan Ternak
Sebab, tipe gambutnya dangkal sehingga mudah untuk dibuat sawah dan ditanami tanaman pangan.
Salah satu lahan rawa tersebut berada di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai daerah penghasil beras.
BACA JUGA: Ekspor Pertanian Awal Tahun Ini Naik 11,54 Persen, Kementan: Ini Kinerja Bersama
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menjelaskan potensi lahan rawa di Indonesia cukup besar baik melalui peningkatan produktivitasnya maupun indeks pertanaman (IP).
Dia berharap lahan rawa itu bisa menjadi pendamping utama dalam pemanfaatan budi daya padi, sehingga sangat besar harapan pemerintah terhadap lahan rawa terutama pada daerah-daerah berpotensi, seperti di Provinsi Sumsel.
BACA JUGA: Tanggul Kali Jebol, Kementan Membantu Petani di Bojonegoro agar Bisa Panen
"Pengembangan varietas padi yang tahan genangan, bisa melalui peningkatan riset dan pemuliaan tanaman, pelayanan pelepasan varietas, optimalisasi lahan rawa melalui penggunaan benih padi varietas unggul dan tangguh yang sesuai untuk ditanam di genangan," demikian dikatakan Suwandi di Jakarta, Rabu (16/2/2022).
Suwandi menambahkan Kementan memiliki kebijakan dan program pemanfaatan varietas padi tahan genangan melalui kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) guna mempermudah akses memperoleh benih varietas unggul di setiap daerah.
Tersedianya benih unggul dengan mudah di tingkat petani merupakan komitmen Kementan sebagai upaya nyata peningkatan produksi beras.
"Arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di 2022 ini harus mengoptimalkan potensi alam khususnya sumberdaya pertanian dengan cara-cara baru atau teknologi modern," ungkapnya.
Sebab, kata dia, tahun ini dihadapkan tantangan besar yakni perubahan iklim ekstrim dan pandemi covid19.
"Optimalisasi lahan rawa salah satu terobosan meningkatkan penyediaan beras nasional bahkan kita bisa ekspor," terangnya.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel menyebutkan jumlah luas lahan baku sawah Provinsi Sumsel seluas 470.602 ha yang didominasi lahan Pasang Surut seluas 212.426 ha.
"Karakteristik dan permasalahan lahan rawa adalah kondisi, lahan rawa rata-rata keasaman tanah yang tinggi, terbatasnya infrastruktur, dan kultur masyarakat, sehingga berakibat sangat tergantung pada iklim," ungkapnya.
Karena itu, dia mengatakan diperlukan upaya perbaikan infrastruktur terutama tanggul dan kanal serta peningkatan penerapan teknologi oleh petani sehingga produksi dan produktivitas akan meningkat.
Peneliti Bala Besar Penelitian Padi, Badan Litbang Kementan, Indrastuti Apri Rumanti mengatakan tanaman padi bisa mengalami 4 tipe terjadinya cekaman tergenang dan terendam di lahan rawa.
Pertama, cekaman terendam fase perkecambahan pada sistem budi daya tabela.
Kedua, cekaman terendam pendek (1-2 minggu) fase vegetatif.
Ketiga, cekaman tergenang stagnan 20-5- cm selama 1-2 bulan.
"Selain itu, ada permasalahan ekosistem di lahan rawa, yakni rendaman, keracunan Fe, pirit, pH rendah, tikus, WBC, blast dan tungro," kata dia. (mrk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi IV Apresiasi Langkah Kementan Dorong Program P2L
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian