Kementan Optimistis Target 200 Ribu Hektare Program Serasi di Sumsel Tercapai

Jumat, 30 Agustus 2019 – 07:18 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BANYUASIN - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) siap kejar target 200 ribu hektare dalam program Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani (Serasi). Yang terluas berada di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI).

Menteri Pertanian Amran Sulaiman didampingi Gubernur Sumsel Herman Deru langsung lakukan peninjauan di kedua wilayah itu.

BACA JUGA: Petani Sumsel: Terima Kasih Pak Mentan atas Perhatiannya kepada Kami

Pertama, peninjauan dilakukan di lahan gambut yang akan segera dijadikan lahan pertanian untuk program Serasi tepatnya di Muara Padang kabupaten Banyuasin.

Lahan yang luasnya lebih dari 100 ribu hektare ini, akan segera diolah supaya bisa langsung ditanami padi dan akan terus diawasi pengerjaannya oleh pemerintah provinsi Sumatera Selatan bersama dengan Kementerian Pertanian.

BACA JUGA: Kementan: Penghasilan Petani di Musim Kemarau Tetap Memuaskan

"Target untuk Sumsel adalah 200 ribu Ha di mana dapat meningkatkan pendapatan petani Rp 14 triliun. Hal ini luar biasa," ucap Mentan Amran usai kunjungan di Muara Padang, Rabu (28/8).

Mentan Amran menyampaikan, saat ini pertanian Indonesia sudah berevolusi dari pertanian tradisional menuju pertanian modern.

BACA JUGA: Kementan Tingkatkan Ekspor Produk Peternakan ke Timor Leste

Tujuannya menekan biaya produksi 50% kemudian meningkatkan planting indeks yang dulunya tanam 1 kali menjadi 2 kali dan bertambah lagi menjadi 3 kali.

Selain itu, produktivitasnya juga naik. Dan yang paling penting pemuda tani saat ini sebanyak 500 ribu orang sudah turun ke dunia pertanian dikarenakan pertanian zaman sekarang sudah menggunakan alat-alat pertanian modern.

"Jika hal ini dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun ke depan, maka nanti akan meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp 30 triliun," tutur Mentan Amran.

Di lokasi kedua, yakni di Desa Tanjung Aur, Kecamatan Jejawi, Ogan Komering Ilir (OKI). Di sini Mentan menyaksikan langsung sejumlah excavator sedang menggarap lahan rawa seluas 710 hektare.

Dirinya optimistis, dengan menggunakan Alsintan modern, selain untuk peningkatan produktivitas, juga bisa mencegah adanya kebakaran lahan gambut. Dikarenkan saat ini pertanian modern mengelola lahan dengan menggunakan rotavator.

Dengan program Serasi yang sudah berlangsung 2 tahun ini, Mentan menyampaikan bahwa kebakaran di Sumatera Selatan sudah turut berkurang.

Hal ini juga turut dialami provinsi Kalimantan Selatan yang turut ikut serta dalam program Serasi.

"Kita sudah beri bantuan excavator dan rotavator. Ini bisa mengurangi kebakaran lahan karena petani sudah menggunakan Alsintan. Sehingga lahan rawa bisa produksi hingga 3 kali. Jadi gunakan semaksimal mungkin kalau bisa alat-alat canggih ini bekerja 24 jam," pintanya.

Sementara, Gubernur Sumsel Herman Deru menilai, sekarang lahan pertanian di Pulau Jawa sudah mulai jenuh. Sehingga Sumsel bisa menjadi peluang untuk mulai menambah lokasi luas tanam baru.

"Tidak mungkin (Pulau Jawa) tambah luas tanam, ini peluang yang ingin kita ambil. Tambahan lahan baru ini menjadi kesempatan bagi Sumsel sendiri," kata Herman.

Dari informasi Kementerian Pertanian (Kementan), Sumsel kini menjadi peringkat kelima untuk penyumpang pangan nasional.

Ditarget hingga akhir tahun ini, diyakini bisa menjadi peringkat ketiga, dan pada 2021 bisa menduduki peringkat pertama untuk penyumbang pangan nasional.

"Melalui Kementan, saat ini kita memang di peringkat kelima, namun jika program Serasi sukses, kita bisa duduki peringkat teratas," jelasnya.

Untuk lahan program Serasi ini, terang Herman Deru, merupakan lahan basah yang dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Jadi, terobosan yang dibuat pemerintah pusat ini telah merealisasikan program Serasi di Sumsel. 

Apalagi, sektor pertanian merupakan salah satu potensi yang diyakini dapat mempercepat menurunkan angka kemiskinan di Sumsel. Karena, Sumsel mendapatkan kuota lebih kurang 200.000 hektare dalam program Serasi yang kondisi alamnya rawa dan lebak.

"Pemerintah berupaya berinovasi dengan cara mengubah lahan yang dulunya tidak produktif menjadi produktif. Jika sebelumnya lahan yang ditanam padi hanya panen sekali dalam satu tahun, maka melalui teknologi dapat ditingkatkan dua kali panen dalam setahunnya," terangnya.

Menurut orang nomor satu di Sumsel ini, kawasan pertanian memiliki potensi unggul, dengan peningkatan hasil produksi pertanian yang tidak hanya diusahakan satu pihak.

Namun, mesti melalui banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari kesiapan sarana pengairan (irigasi), ketersediaan pupuk, benih unggul, pemeliharaan tanaman dan yang terpenting adalah semangat dan produktivitas petani.

"Sejauh ini, alat-alat pertanian yang ada di Sumsel sudah dimanfaatkan baik oleh petani dan ini mendukung tercapainya produktivitas di bidang pertanian yang cukup unggul," ujar Herman Deru.

Di lokasi yang sama, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengungkapkan, Kabupaten Banyuasin terdapat  82.559 hektare lahan rawa yang siap digarap. Sedangkan di OKI ada 67.948 hektare.

"Kedua Kabupaten ini yang terluas di Sumsel. Sebab itu menjadi prioritas dalam bantuan Alsintan khususnya alat berat. Banyuasin mendapat bantuan excavator sebanyak 67 unit, Sedangkan OKI mendapat bantuan 19 unit excavator," ungkap Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy berharap, Pemda Banyuasin dan OKI bisa memanfaatkan Alsintan tersebut sekamsimal mungkin. Agar target 200 ribu hektare di Sumsel cepat tercapai.

"Apalagi petani di Banyuasin dan OKI juga mendukung program Serasi ini. Jadi kami yakin target 200 ribu hektare di Sumsel bisa tercapai," pungkas Sarwo Edhy. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspor Naik dan Neraca Perdagangan Pertanian Surplus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler