jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan monitoring luas tanam padi dan jagung secara harian dan berjenjang, mulai dari desa, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga nasional.
Data dikumpulkan petugas lapangan dan dikirim melalui SMS ke smscenter dengan aplikasi secara online.
BACA JUGA: Outlet TTI Tersebar di Seluruh Indonesia
Data luas tanam harian ini diperlukan untuk kepentingan intern kementan sebagai bahan pengambilan kebijakan dan langkah teknis operasioanal di lapang guna meningkatkan produksi.
Sebagai contoh untuk target luas tanam padi nasional bulan Juli 2017 seluas 1.179.065 ha, realisasi sampai dengan tanggal 14 Juli 2017 seluas 415.801 ha.
BACA JUGA: Kata Siapa Beras Indonesia Termahal di Dunia?
Begitu juga untuk jagung, kedelai, cabai, bawang merah, Inseminasi Buatan (IB), sapi bunting, sapi melahirkan dan lainnya.
Kementan sepakat dengan apa yang disampaikan Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono yang menyatakan bahwa pengujian di Kabupaten Indramayu dan Garut pada 2015 tidak dimaksudkan untuk memperkirakan produksi.
BACA JUGA: Ada Sinyal Kuat Swasembada Jagung Terwujud pada 2017
Uji coba digelar untuk memperbaiki cara menghitung selama ini dengan SP-padi. Hasil uji coba Kerangka sampling area (KSA) tidak bisa digunakan untuk menyimpulkan luas panen sebab masih ada kekurangan.
Dalam upaya untuk meningkatkan keakurasian data pangan tersebut, Kementan bersama Institusi terkait saat ini sedang berupaya meningkatkan keakurasiannya.
Upaya tersebut juga telah disampaikan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gatot Irianto yang menegaskan bahwa penghitungan luas panen sudah menggunakan teknologi penginderaan jauh. Kementan saat ini bekerja sama dengan LAPAN dengan mengolah data dari citra setelit landsat-8.
"Cara ini dinilai lebih praktis, efisien dan cepat dan di update setiap 16 hari sekali," tegasnya di Jakarta, Sabtu (15/7).
Untuk mewujudkan mimpi besar tersebut, segala upaya sedang digalakkan Kementan dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
Sedangkan untuk menghindari kesimpangsiuran data. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan, Suwandi mengungkapkan sudah ada kebijakan "satu data" dikoordinasikan BPS.
Saat ini BPS sudah menyusun roadmap untuk memperbaiki data pangan. Perbaikan data dikoordinasikan BPS dan dilakukan bersama Kementan, BPPT, LAPAN, BIG, BPN dan lainnya.
"Sesuai roadmap berbagai metode perbaikan data pangan sudah harus diselesaikan pada 2018," ungkap Suwandi.
Ia menjelaskan beberapa metode perbaikan pengumpulan data yakni BPS dengan BPPT mengembangkan metode Kerangka Sampling Area (KSA).
Kementan bersama LAPAN telah memanfaatkan satelit landsat-8 memantau data luas tanam dan panen padi detil sebaran spasial dan data tabular.
Data citra satelit ini resolusinya 1 pixel setara 30x30m atau 900m2 dan resolusi temporal 16 hari sekali. Data hasil citra disajikan transparan bisa akses publik ke: https://sig.pertanian.go.id
"Demikian juga guna memperbaiki perhitungan produktivitas padi metode ubinan, Kementan juga mengembangkan metode ubinan padi jajar legowo. Untuk diketahui tanam padi pola jajar legowo ini berpengaruh nyata pada produksi padi," pungkasnya. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bill Clinton Tertarik Pada Kopi Asli Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi