jpnn.com, KOLOMBIA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bertemu Presiden Kolombia dan mantan Presiden AS Bill Clinton sesaat di Sela-Sela World Coffee Producers Forum (WCPF).
Amran memanfaatkan momentum emas kujungannnya ke Kolombia dalam rangka menghadiri WCPF pertama di kota Medellin, 10-11 Juli 2017 lalu.
Kehadiran Menteri Pertanian pada forum ini mewakili Presiden Joko Widodo memenuhi undangan Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos.
BACA JUGA: Impor Beras Turun Drastis Hingga Nol di 2016
WCPF merupakan inisiatif pemerintah dan sektor swasta Kolombia yang ditujukan untuk menjawab tantangan-tantangan terkini yang dihadapi lebih dari 25 juta penduduk dunia, yang menggantungkan hidupnya dari usaha produksi kopi.
WCPF membahas upaya pengembangan kopi dengan sejumlah pemimpin dunia.
BACA JUGA: Kementan Klaim Impor Beras Turun Drastis Hingga Nol pada 2016
Sesuai dengan tema yang diangkat yaitu One Coffee Chain, One Coffee Family, maka agenda utama pertemuan WCPF membahas mengenai produktivitas, dampak perubahan iklim, serta rantai pasok yang berkelanjutan dari produsen ke konsumen.
Di sela-sela acara pembukaan WCPF pada 11 Juli 2017, Menteri Pertanian RI Amran didampingi oleh Dubes RI untuk Kolombia, Bapak Priyo Iswanto berbincang-bincang hangat dengan Presiden Kolombia, Presiden Bill Clinton, dan Wakil Menteri Pertanian Vietnam.
BACA JUGA: PP Polri Dan PT. Pertani Kembangkan Toko Tani Indonesia
Pada kesempatan perbincangan dengan Presiden Kolombia, Amran menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo yang disambut hangat oleh Presiden Kolombia dengan menitipkan salam kembali.
Dia juga menyampaikan keinginannya untuk berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat.
Amran sangat terkesan dengan statement Presiden Bill Clinton yang memberikan perhatian khusus pada sektor kopi di Indonesia.
Selanjutnya Amran berdiskusi secara intensif dengan Wakil Menteri Pertanian Vietnam membahas upaya pengembangan perkopian.
Pada kesempatan perbincangan tersebut, Amran berkeinginan meningkatkan produktivitas kopi domestik menjadi 1,0 ton/ha sehingga bisa memposisikan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar dunia setelah Brazil dan Vietnam.
Peluang industri kopi di Indonesia sangat bagus dengan semakin dikenalnya kopi Indonesia di Eropa dan Amerika terutama kopi khusus (specialty coffee) yang menjadi tren dunia saat ini.
Indonesia mempunyai kebun kopi 1,2 juta hektar dan memiliki specialty coffee seperti kopi gayo, kopi mandailing, kopi lampung, kopi bajawa dan lainnya.
Saat ini sudah ada 14 jenis kopi indonesia yang mendapat sertifikat Geographical Indications (GI) sehingga memiliki keunikan dan berdaya saing di internasional.
Amran menyampaikan berbagai program yang akan dilakukan, yakni: penyediaan bibit berkualitas tinggi, pemupukan tepat waktu, water manajemen, dan program replanting untuk mengganti tanaman kopi yang sudah tua.
Lebih lanjut Amran akan memperluas areal kopi arabika yang bernilai ekonomi tinggi sehingga populasi kopi robusta dan arabika menjadi berimbang (50:50).
“Pengembangan kopi kedepan juga akan lebih memperhatikan aspek kearifan lokal, sehingga dapat dihasilkan jenis-jenis kopi specialty yang bernilai tinggi dari berbagai daerah. Dalam waktu dekat, Kementerian Pertanian akan mengirimkan beberapa tenaga ahlinya mempelajari kopi ke Vietnam”, pungkas Amran. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Target Bangun 5 Ribu Toko Tani, Kementan Gandeng PP Polri
Redaktur & Reporter : Natalia