Kementan Paparkan Komitmen Membangun SDM Petani Milenial di Forum Internasional

Kamis, 22 April 2021 – 21:52 WIB
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi bicara dalam dalam Webinar bertajuk “Empower Youth4Food Campaign Launch” pada Kamis (22/4). Foto: humas BPPDMP. Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) memaparkan komitmen pembangunan pertanian khususnya kalangan milenial di hadapan delegasi internasional.

Paparan itu disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi dalam Webinar bertajuk “Empower Youth4Food Campaign Launch” pada Kamis (22/4).

BACA JUGA: Petani Milenial Sangat Menentukan Keberhasilan Pembangunan Pertanian

Peluncuran itu dilakukan serentak dari Indonesia, Bangladesh, Filipina, Belanda, Singapura, Vietnam, Malaysia dan Kamboja.

Kementan RI sendiri memang memiliki komitmen yang tinggi dalam hal pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya petani milenial.

BACA JUGA: TNI Disebut Terlibat Penembakan Warga di Nagan Raya, Letkol Guruh Bereaksi

Dalam paparannya Dedi Nursyamsi menjelaskan pemerintah Indonesia melalui Kementan menargetkan untuk mencetak 2,5 juta petani milenial hingga 2024, sebagaimana ditegaskan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

"Ada beberapa strategi yang kami terapkan untuk mencapai target tersebut," kata Dedi Nursyamsi.

BACA JUGA: Syarat Perjalanan Diperketat, Mbak Rerie Mewanti-wanti Masyarakat Jangan Lengah

Strategi pertama melalui pendidikan vokasi dan kejuruan mulai tingkat menengah hingga pendidikan atas. Langkah itu efektif untuk menghasilkan tenaga-tenaga muda andal di masing-masing sektor, khususnya pertanian.

"Pendidikan vokasi ini sudah kami dirikan di beberapa daerah. Ada sepuluh sekolah dan politeknik pertanian di Indonesia. di antaranya di Medan, Bogor, Serpong, Yogyakarta, Malang, Kupang, Manokwari dan lainnya,” tutur Dedi.

Strategi kedua adanya menciptakan pertanian yang mandiri, modern dan maju sebagaimana tagline yang dicanangkan oleh Mentan SYL. Hal itu dilakukan sebagai bentuk adaptasi sistem pertanian dengan teknologi 4.0.

"Pertanian harus masuk ke dalam era industri 4.0. Di mana cirinya adalah mengedepankan modernitas dan teknologi digital,” ujar Dedi.

Strategi berikutnya adalah memperkuat pendataan dari pusat hingga unit paling kecil di desa-desa seluruh Indonesia. caranya adalah melalui Komando Strategis Pembangunan Pertanian Indonesia (Kostratani).

Dia menegaskan bahwa program petani milenial menekankan pada pembangunan SDM pertanian. Kostratani sendiri berperan menyiapkan data dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga nasional.

"Melalui sistem digitalisasi, sistem pertanian Indonesia dapat dikontrol dengan baik mulai dari pola, treatment, panen hingga pasca-panen. Dari hulu hingga hilir,” ucap Dedi.

Berikutnya, Kementan juga memiliki program magang ke luar negeri. Salah satunya adalah ke Jepang dan beberapa negara lainnya.

"Dari sekitar seribu petani yang kami kirim magang setiap tahunnya. Petani-petani milenial yang pulang dari magang langsung difasilitasi untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat sembari transfer knowledge kepada daerahnya masing-masing," kata Dedi.

Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam arahannya menyampaikan petani milenial merupakan tumpuan harapan pertanian Indonesia di masa mendatang.  

"Petani milenial saat ini banyak meraup hasil dan keuntungan yang melimpah dari hasil bertani. Kuncinya adalah mereka menggunakan akses market internasional dan komunitas pertanian untuk memasarkan hasil pertanian di dalam negeri dan luar negeri," ucap Mentan SYL. (*/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler