Kementan: Produksi Kunyit Aman untuk Kebutuhan Dalam Negeri

Rabu, 24 November 2021 – 09:58 WIB
Tanaman Kunyit. Foto: dok Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengatakan tanaman kunyit tidak hanya banyak diminati pasar dalam negeri, tetapi juga luar negeri.

Menurut dia, penjualam kunyit tidak hanya sebatas produk segar, tetapi dalam bentuk simplisia.

BACA JUGA: Kementan Berikan Rekomendasi Teknologi untuk Hadapi Perubahan Iklim

Sentra terbesar kunyit di Indonesia, kata dia, berada di Jawa Timur (53,5 %), Jawa Tengah (15,65 %), Jawa Barat (8,85 %) dan Sulawesi Selatan (4,92 %).

“Hal ini tentu menggairahkan petani lokal yang tersebar di Wonogiri, Bondowoso, Kediri, Gresik, Pacitan, Ponorogo, Garut, Rejanglebong, Kulonprogo dan beberapa kabupaten lain," ujar Prihasto dalam siaran persnya, Rabu (24/11).

BACA JUGA: Benarkah Kunyit Bermanfaat Bagi Penderita Diabetes?

Dia menambahkan, untuk ekspor sendiri kunyit masih sangat bagus, yakni sebesar 36 persen terhadap total produksi di Indonesia.

Untuk pasar luar negeri, lanjut Prihasto, volume ekspor kunyit cenderung fluktuatif mengikuti produksi.

BACA JUGA: 7 Khasiat Rutin Minum Air Kunyit Campur Temulawak yang Mencegah Timbulnya Penyakit Mematikan Ini

Selama kurun waktu 2018-2020, ekspor kunyit sudah tersebar di 51 negara tujuan. Ekspor utama kunyit di antaranya ke India, Malaysia, US, Thailand, dan Jerman.

“Adapun negara dengan permintaan kunyit terbesar adalah India (21.129 ton), Malaysia (2.728 ton), Taiwan (705 ton), Amerika Serikat (507 ton) dan Korea Selatan (301 ton) serta lainnya (1.242 ton),” terang Prihasto.

Direktur Jenderal Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian Tommy Nugraha mengatakan, angka ekspor itu tidak mengganggu pemenuhan kebutuhan dalam negeri baik dari sisi volume maupun kualitas.

Sebagai gambaran, kebutuhan kunyit dalam negeri pada 2018 lalu sebesar 151.618 ton, 2019 sebesar 138.704 ton, dan 2020 sebesar 147.973 ton.

“Angka kebutuhan ini tercukupi seiring dengan produksi yang dihasilkan," kata dia.

Dia menjelaskan, dari data BPS menunjukkan, produksi kunyit Indonesia 2020 sebesar 193.582 ton.

Pada 2019, produksinya sebesar 190.909 ton. Data sementara menunjukkan, produksi nasional hingga September 2021 sebesar 112.222 ton.

"Dari data tersebut maka kita ketahui neraca kunyit tahun 2020 masih surplus sebesar 47.484 ton,” terang Tommy.

Kabupaten Bondowoso, salah satu daerah sentra, kunyit sudah dipanen.

Sementara sisanya sebagian besar masih disimpan di lahan menunggu kenaikan harga.

Harga kunyit saat ini berada di angka Rp 1.400 -1.500 per kg di tingkat petani.

“Kami menunggu harga baik di kisaran Rp 2.500. Pada harga tersebut kami barulah akan memanen,” ujar petani asal Desa Palalangan, Kecamatan Cermee, Badri.

Menyinggung laporan langkanya kunyit bagi pelaku usaha tanah air, salah satu pemilik UMKM Rumpun Padi, Sudaryati mengaku tidak merasa kesulitan memperoleh bahan baku olahan.

"Saya sejauh ini aman-aman saja untuk kebutuhan produksi empon-empon. Bahkan saya belum mendengar rekan pelaku usaha lain yang mengaku kesulitan kunyit. Memangnya butuh berapa ton? Saya coba bantu carikan ya," ujar pemilik aneka minuman serbuk herbal yang telah menembus pasar Eropa ini.

Diketahui, 2018 lalu ekspor kunyit sebesar 9.541 ton, disusul 2019 angka ekspor sempat turun menjadi 7.163 ton.

Angka ekspor kemudian naik lagi pada 2020 sebesar 9.909 ton. Terhitung hingga September 2021, angka ekspor yang terdata sebesar 5.987 ton. (mrk/jpnn)

 

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bea Cukai Berikan Asistensi ke Pelaku Usaha untuk Permudah Ekspor


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler