jpnn.com, SUBANG - Pada tahun 2017, Prof Dwi Andreas yang menjabat sebagai ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) mengadakan kerja sama proyek dengan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka pemulihan varietas dan produksi benih padi.
Kepala Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian BB Padi Kementan, Suprihanto membeberkan kerja sama yang akhirnya dihentikan tersebut bertujuan untuk melepas varietas padi milik AB2TI yang bersifat spesifik lokasi, berdaya hasil tinggi dan layak diusulkan untuk dilepas menjadi varietas unggul nasional. Kegiatan tersebut direncanakan berlangsung selama tiga tahun, mulai 2017 sampai 2019.
BACA JUGA: Kementan Lindungi Konsumen melalui Jaminan Keamanan dan Mutu
“Iya ada kerja sama dengan AB2TI dan dibatalkan. Karena mereka mengabaikan beberapa tahapan pelepasan varietas,” ujar Suprihanto di Kantor BB Padi, Subang, Jawa Barat, Senin (5/11).
Dia menjelaskan pembatalan tersebut berdasarkan hasil evaluasi akhir tahun 2017 menunjukkan AB2TI tidak memahami prosedur dan kaidah standar pelepasan varietas. Ditemukan beberapa hal yang menyalahi prosedur baku.
BACA JUGA: Program Mentan Dongkrak Respons Positif Publik ke Pemerintah
“Yaitu diabaikannya beberapa tahapan pelepasan varietas sehingga dapat berdampak pada kualitas hasil,” jelas Suprihanyo.
Padahal, sambungnya, menyiapkan varietas benih tidak boleh asal-asalan. Tetapi harus ketat melalui porses seleksi, sehingga hasilnya memenuhi standar pelepasan varietas yang berlaku di Indonesia.
BACA JUGA: Dorong Penguatan Ekonomi Berbasis Pertanian di Entikong
“Ini kan pekerjaan harus bisa dipertanggungjawabkan. Kami nilai sebagai proyek gagal dan terpaksa dihentikan di tengah jalan, proyek ini berpotensi berdampak masalah Hukum,” pungkas Suprihanto.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemanfaatan Pekarangan, Berikan Berkah Bagi Penduduk Ijen
Redaktur : Tim Redaksi