Kementan Raih 3 Penghargaan Dunia Berkat Prestasi Sektor Peternakan

Sabtu, 23 September 2023 – 10:07 WIB
Kementerian Pertanian (Kementan) menyabet tiga penghargaan dari Badan pangan Dunia. Foto: dok Kementan

jpnn.com, BOYOLALI - Kementerian Pertanian (Kementan) menyabet tiga penghargaan dari Badan pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) dan Badan Kesehatan Hewan Dunia (World Organisation for Animal Health/WOAH).

Penghargaan itu diberikan lantaran Kementan memiliki kinerja yang baik dalam pengembangan peternakan dan kesehatan hewan.

BACA JUGA: Kementan Pecahkan Rekor Dunia Jalan Sehat dan Minum Herbal dengan Peserta Terbanyak

Penghargaan pertama dari FAO diberikan kepada Indonesia atas kontribusi dan upaya dalam konservasi dan pengembangan Plasma Nutfah Sapi Bali selama 13 tahun terakhir (2010-2022).

Kedua diberikan atas capaian kinerja dalam pengendalian Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) di Indonesia selama lebih dari satu dekade.

BACA JUGA: Kementan Sebut Pameran Gebyar Agrostandar Akan Dihadiri 10 Ribu Pengunjung

Sementara itu, ketiga diberikan oleh WOAH karena Indonesia dinilai sukses dalam mengendalikan penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal dari perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste menyampaikan secara langsung letter of appreciation atau surat penghargaan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia.

BACA JUGA: Kementan Latih Jutaan Petani dan Penyuluh Lakukan Hilirisasi Pertanian

Melalui surat penghargaan tersebut, FAO menilai Indonesia telah memberikan hasil dan kemajuan luar biasa dalam memperkuat sektor kesehatan hewan dan sistem pangan Indonesia.

“Kami berterima kasih kepada Menteri Pertanian Indonesia yang menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa,” ungkap Rajendra saat hadir pada acara puncak peringatan Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan ke 187 di Asrama Haji Donohudan-Boyolali, Jumat (22/9).

Rajendra menyebutkan, keberhasilan Indonesia dalam pengembangan peternakan, khususnya pelestarian Sapi Bali telah mampu menjadi primadona ternak potong Indonesia.

Begitupun dalam pengendalian penyakit flu burung. Indonesia dinilai berhasil mengendalikan penyakit flu burung hingga satu dekade.

“Indonesia telah berhasil mendemonstrasikan good practices. Dengan praktik itu, Indonesia memiliki peran besar di kancah global. Praktik yang telah dijalankan Indonesia ini perlu diperkenalkan di tingkat dunial,” tuturnya.

Selain itu, Rajendra juga menyoroti tentang keberhasilan Indonesia mengendalikan penyebaran PMK. Menurutnya, keberhasilan Indonesia tersebut perlu mendapat apresiasi.

"Itu (pengendalian PMK) tidak mudah karena PMK seperti halnya virus covid 19 terhadap binatang. Penyebarannya sangat cepat dan mudah. Sehingga kami mewakili WOAH, memberikan penghargaan kepada Indonesia atas keberhasilan pengendaliannya,” jelas Rajendra.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebutkan terdapat peran banyak pihak sehingga Indonesia bisa menunjukkan kemampuan dalam pengembangan sapi lokal Indonesia, serta dalam pengendalian penyakit Flu Burung dan PMK.

“Keberhasilan kita tidak bisa dilepaskan dari kiprah para petani dan peternak, petugas, akademisi, serta sinergi lintas sektoral,” ungkap SYL.

Lebih lanjut, SYL menyampaikan, dunia saat ini dihadapkan pada tantangan serius yaitu ancaman El Nino dan perubahan iklim yang berdampak pada ketahanan pangan.

“Oleh karena itu perlu program-program terobosan untuk solusi bersama yang harus terus dilakukan oleh masyarakat global, termasuk Indonesia,” tegas SYL.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menyampaikan, untuk mitigasi dampak el nino dan ancaman krisis pangan global, Indonesia harus menerapkan sistem pertanian terintegrasi dari hulu-hilir, melalui sinergi dengan berbagai pelaku usaha.

Dia menjelaskan, Kementan menyusun strategi dalam menghadapi krisis pangan dunia.

Pertama, peningkatan kapasitas produksi pangan untuk komoditas daging sapi, kerbau, ayam ras, ayam buras, dan babi.

Kedua, pengembangan pangan substitusi impor seperti daging domba/kambing dan itik untuk substitusi daging sapi.

Ketiga, peningkatan ekspor seperti sarang burung walet, ayam, dan telur.

“Kami memberikan perhatian serius pada program peningkatan pangan asal ternak untuk memenuhi masyarakat Indonesia dan dunia“, pungkasnya. (jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tingkatkan Nilai Tambah Produk Pertanian, Kementan Latih Jutaan Petani-Penyuluh


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler