Kementan Sebut Alsintan Dorong Transformasi Perkebunan Tradisional ke Modern

Kamis, 28 Juli 2022 – 11:40 WIB
Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam saat webinar Dukungan Alsintan dalam Modernisasi Pertanian di Jakarta, Rabu (27/7). Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan transformasi perkebunan tradisional ke modern melalui perkebunan presisi, mekanisasi, dan digitalisasi.

Sebab, perkebunan menjadi salah satu penyokong devisa negara dengan nilai ekspor yang cukup tinggi.

BACA JUGA: Kementan Ajak Masyarakat Jaga Pangan untuk Hadapi Krisis Pangan Global

Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam mengatakan akselerasi pengembangan komoditas dari hulu ke hilir menjadi agenda prioritas yang harus diwujudkan melalui konsep pembangunan subsektor perkebunan yang terkonsolidatif dan integrativ.

Adapun konsep pembangunan subsektor di antaranya mengembangkan kawasan perkebunan secara terpadu melalui peningkatan dan pengembangan infrastruktur pertanian, pemanfaatan inovasi teknologi produksi maju tepat guna, pengembangan SDM dan kelembagaan petani untuk meningkatkan produksi.

BACA JUGA: Kementan: 3 Isu Pangan Akan Dibahas dalam Pertemuan G20

“Salah satu programnya adalah dengan mendorong pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan) untuk pekebun,” kata Andi Nur Alam Syah saat webinar Dukungan Alsintan dalam Modernisasi Pertanian di Jakarta, Rabu (27/7).

Dirjen termuda itu mencontohkan, saat bertemu dengan asosiasi gula, ternyata mereka mengeluhkan kewalahan tenaga kerja untuk pengolahan lahan dan panen.

BACA JUGA: Kementan Ungkap Rangkaian Kegiatan ADM di Yogyakarta

Karena itu, pemerintah seperti selalu diungkapkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mendorong pemanfaatan alsintan dalam usaha tani secara maju, mandiri, dan modern.

“Namun dengan kian terbatasnya anggaran pemerintah dari Tahun 2015 yang mencapai Rp 3,5 triliun kini hanya sekitar Rp 300-400 miliar,” beber Nur Alam.

Nur Alam menjelaskan saat ini pemerintah sedang menggodok relaksasi KUR.

Jika sebelumnya bunga KUR sebesar 6 persen, maka diusulkan turun menjadi 1 atau 3 persen.

Begitu juga uang muka pinjaman, diharapkan akan turun dari 30 menjadi 20 persen.

“Plafon juga tengah diusulkan bisa naik menjadi Rp 2 miliar. Dengan nilai kredit yang lebih besar, petani atau pekebun bisa mengadakan unit alsintan besar, seperti alat panen tebu,” jelasnya.

Tak Tergantung Bantuan

Nur Alam berharap, ke depan petani/pekebun tidak lagi tergantung dengan pola bantuan pemerintah, termasuk dalam pengadaan alsintan.

Selama ini pekebun memang rata-rata sudah mandiri dan tidak tergantung bantuan.

Salah satunya seperti program untuk petani tanaman pangan.

Ke depan mereka akan mengembangkan program Taksi Alsintan untuk pekebun (Alsinbun).

“Beberapa penyedia alsintan kami harapkan bisa ikut dalam program yang akan dilaunching tahun ini,” ujarnya.

Oleh karena itu, Nur Alam berharap dengan transformasi perkebunan dari tradisional ke modern pada tahun 2024 akan ada peningkatan produktivitas menjadi 7 persen, ekspor naik 300 persen dan penyerapan tenaga kerja menjadi 5 persen.

Pada akhirnya akan ada peningkatan kesejahteraan petani.

“Karena itu bagaimana kita mentranformasikan perkebunan dari tradisional menjadi modern,” katanya.

Sementara itu, Plt. Direktur Alsintan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Rahmanto mengatakan, peran alsintan sangat dominan untuk menurunkan biaya produksi hingga efisiensi usaha tani.

Karena itu, tidak salah alsintan berperan penting dalam mendukung pertanian maju, modern dan mandiri.

“Sekarang ini bagaimana kita menguatkan kelembagaan UPJA dan fasilitasi Taksi Alsintan agar alsintan makin banyak di lapangan dan optimalisasi alsintan tingkat petani,” kata dia. (jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Cari Solusi Atasi Harga TBS Sawit Agar Kembali Normal


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler