Kementan Siapkan SDM Unggul untuk Menggenjot Produksi Padi dan Jagung

Senin, 19 Februari 2024 – 14:28 WIB
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi. Foto: source for JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pertanian tengah fokus meningkatkan produksi padi dan jagung nasional dalam satu tahun ke depan.

Salah satu caranya dengan melakukan akselerasi percepatan tanam di seluruh Indonesia sebagai solusi kebijakan impor yang dilakukan akibat dampak El Nino beberapa bulan lalu.

BACA JUGA: 8 Manfaat Jagung, Turunkan Risiko Serangan Penyakit Ini

"Kebijakan akselerasi tanam ini sangat penting dilakukan untuk menekan impor yang dilakukan akibat dampak El Nino. Hari ini pondasinya, agar ke depan bisa swasembada," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Sejak 2014, alokasi pupuk subsidi kurang lebih 9,5 juta ton dan mengalami penurunan di tahun 4,8 juta ton di 2018 hingga kini. Penurunan itu dipengaruhi oleh kelangkaan bahan baku pupuk.

BACA JUGA: Mentan Amran Optimistis Indonesia Bakal Kembali Bisa Melakukan Ekspor Jagung

Dalam rangka mempercepat masa tanam satu (MT I) yang telah berlangsung sejak Oktober 2023, Mentan Amran juga menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan petani, dari pupuk subsidi, benih gratis, hingga kemudahan menebus solar subsidi.

Mentan menambahkan dukungan nyata pun diberikan oleh Presiden Jokowi telah menginstruksikan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menambah alokasi pupuk subsidi sebesar Rp 14 triliun 2024 atau senilai 7,2 juta ton.

BACA JUGA: Demi Swasembada Pangan, Kementan Tingkatkan Produksi Padi & Jagung

Sementara itu, sebagai unit kerja yang memiliki tupoksi untuk meningkatkan kualitas SDM Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan akan menggelar Training of Trainers (TOT) Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi.

TOT akan dilaksanakan pada 20-22 Februari 2024 di BBPMKP Ciawi, yang akan dibuka langsung oleh Mentan.

Pada konferensi pers yang dilaksanakan secara online, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan TOT ini akan diikuti oleh peserta 48.111 yang terdiri dari 189 widyaiswara, 253 Dosen, 63 Guru SMKPP lingkup Kementan, 24.607 Penyuluh Pertanian PNS, 12.480 Penyuluh Pertanian PPPK, 1.744 Penyuluh Pertanian THL APBN, dan 8.775 penyuluh pertanian THL BPBD.

"Seluruh peserta TOT yang akan menjadi kepanjangan tangan Kementan untuk menyosialisasikan terkait kebijakan pupuk bersubsidi ini. Harus dipastikan sarana dan prasarana ada di lapangan saat akan masuk musim tanam,” ujar Dedi.

Dia menambahkan, adanya inovasi dan penerapan teknologi yang tepat juga perlu diperhatikan. Gunakan benih, bibit yang baik serta perhatikan nutrisi untuk tanaman, yakni pupuk.

“Maksimalkan penggunaan pupuk hayati, pupuk organik, pestisida hayati, bio organik. Yang terpenting adalah pemupukan harus berimbang," kata Dedi.

Dedi menjelaskan, bahwa narasumber yang dihadirkan selama TOT berlangsung merupakan para ahli dalam pengelolaan pupuk subsidi dalam peningkatan produktivitas padi dan jagung, ahli mekanisme pemanfaatan pupuk subsidi, pemupukan berimbang, Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), dan para ahli dalam optimalisasi lahan rawa untuk meningkatkan produktivitas padi dan jagung. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler