jpnn.com, SUBANG - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan segera mengambil langkah antisipasi untuk memenuhi ketersediaan dan kebutuhan gula nasional.
Kegiatan olah tanah, tanam dan panen tebu menjadi strategi utama yang disiapkan Kementan dalam Mewujudkan Swasembada Gula Tahun 2024.
BACA JUGA: Kementan-Forkopimda Sanggau Siap Jaga Pangan untuk Masa Depan
“Kami harus dapat mengantisipasi ancaman tersebut melalui berbagai langkah strategis dan terobosan dari Kementan, salah satunya melalui program unggulan Direktorat Jenderal Perkebunan," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberikan arahan pada kegiatan olah tanah, tanam, dan panen tebu di Desa Pasirbungur, Purwadadi, Subang beberapa waktu lalu.
Mentan SYL menyebutkan percepatan Swasembada Gula Konsumsi itu dilakukan sejak 2020 sampai dengan 2023 untuk mencapai Swasembada Gula Konsumsi 2024.
BACA JUGA: Begini Strategi Kementan Untuk Meningkatkan Produksi Gula Konsumsi
Produksi gula nasional 2021 mencapai 2,35 juta ton atau naik 10,3 persen dibandingkan produksi 2020 sebesar 2,13 juta ton.
Produksi tersebut berasal dari giling tebu dalam negeri dan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton, sehingga masih dibutuhkan tambahan produksi untuk swasembada sebesar 850 ribu ton Gula Kristal Putih (GKP).
BACA JUGA: Badan Pangan Nasional Kawal Stabilisasi Pasokan Gula
“Kementan melakukan upaya peningkatan produksi melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi," jelas Mentan SYL
Menurut Mentan SYL, program intensifikasi dilakukan melalui bongkar ratoon seluas 75 ribu ha dan rawat ratoon seluas 125 ribu ha.
“Dari perluasan, bongkar, dan rawat ratoon tersebut diharapkan mampu memberikan tambahan produksi serta menaikan produktivitas sehingga kekurangan sebesar 850 ribu ton GKP dapat terpenuhi,” ujarnya.
Secara total, konsumsi gula nasional saat ini diprediksi mencapai 7,3 juta ton yang terdiri dari kebutuhan gula konsumsi 3,2 juta ton dan industri 4,1 juta ton.
Mentan menyebutkan, strategi yang dilakukan oleh Kementan guna mewujudkan pemenuhan gula industri tersebut dilakukan melalui ekstensifikasi seluas 600 ribu ha.
Dia berharap bisa menghasilkan produktivitas 85 ton per ha.
“Sehingga kebutuhan gula industri nasional sebesar 4,1 juta ton dapat terpenuhi," jelas Mentan SYL
Strategi Kementan untuk meningkatan produksi gula tebu juga terus dilakukan, di antaranya melalui identifikasi kesesuaian lahan baru untuk tebu, pemanfaatan lahan HGU yang terlantar, revitalisasi pabrik gula, investasi pabrik gula baru, dan perbaikan pola kemitraan antara pabrik gula dengan petani tebu.
“Kementan juga mempunyai alternatif strategi dalam mewujudkan swasembada gula, yaitu melalui pembangunan gula non tebu dari pengembangan stevia maupun gula aren, lontar, dan kelapa," ujarnya.
Dia berharap kegiatan olah tanah, tanam, dan panen tebu bisa memberikan kontribusi positif dan menjadi salah satu strategi yang tepat.
Hal itu untuk memenuhi kebutuhan dan ketersediaan gula nasional.
Diketahui, pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) Tebu saat ini telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan bermitra dengan Kelompok Tani Sumber Manis dan Kelompok Tani Rasa Manis seluas 70 Ha, untuk penyediaan benih unggul varietas PSJT 941 dan PS 864.
Benih tebu yang dihasilkan sebanyak 25.2 juta mata bersertifikasi dan digunakan untuk perluasan tebu seluas 420 Ha.
Adapun penyerahan bantuan secara simbolis dari Menteri Pertanian kepada Kelompok Tani Sumber Manis dan Kelompok Tani Rasa Manis untuk kegiatan rawat ratoon seluas 200 Ha, berupa pupuk NPK sebanyak 80.000 kg, pembenah tanah 2.600 liter, dan herbisida 800 liter. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Gula Pasir Nasional Tembus Rp 15.850 Per Kilogram
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian