Begini Strategi Kementan Untuk Meningkatkan Produksi Gula Konsumsi

Jumat, 29 Juli 2022 – 23:21 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Foto: Dok Kementan.

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan strategi untuk meningkatkan produksi gula konsumsi melalui pola ekstensifikasi maupun intensifikasi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dalam mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan untuk mempersiapkan berbagai langkah untuk memenuhi kebutuhan gula nasional sesegera mungkin.

BACA JUGA: Turunkan Gula Darah yang Melambung Tinggi dengan 5 Herbal Alami Ini

"Bapak Presiden men-challenge bahwa kami punya lahan masih cukup tersedia. Kami punya kemampuan untuk menghadirkan varietas yang bagus, bahkan beliau sudah mempersiapkan permodalan dalam skema KUR," kata SYL dalam siaran persnya, Jumat (29/7).

Produksi gula nasional pada 2021 mencapai 2,35 juta ton atau naik 10,3 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 2,13 juta ton.

BACA JUGA: Badan Pangan Nasional Kawal Stabilisasi Pasokan Gula

Produksi tersebut berasal dari giling tebu dalam negeri oleh pabrik gula dan dialokasikan untuk penuhi kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton.

Dengan demikian, masih dibutuhkan tambahan produksi untuk swasembada sebesar 850.000 ton gula kristal putih (GKP).

BACA JUGA: Wujudkan Swasembada Gula Nasional, PT SGN Konsolidasikan 36 Pabrik di Seluruh Indonesia

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah mengatakan dalam upaya mengejar kebutuhan gula konsumsi nasional pihaknya menyiapkan lima strategi.

Strategi tersebut, yaitu identifikasi kesesuaian lahan baru untuk tebu, pemanfaatan lahan HGU yang telantar, revitalisasi pabrik gula, investasi pabrik gula baru, dan perbaikan pola kemitraan antara pabrik gula dan petani tebu.

"Ke depan, untuk memenuhi kekurangan 850.000 ton, kami akan melakukan penanaman lahan baru seluas 75.000 hektare dengan pemanfaatan lahan Perhutani ataupun pada lahan HGU yang terbengkalai," kata Andi.

Selain penanaman, pendekatan intensifikasi melalui bongkar ratoon seluas 75.000 hektare dan rawat ratoon seluas 125.000 hektare.

"Dari perluasan, bongkar dan rawat ratoon tersebut, mampu memberikan tambahan produksi serta menaikkan produktivitas sehingga kekurangan sebesar 850.000 ton GKP tersebut dapat terpenuhi," katanya. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Sebut Alsintan Dorong Transformasi Perkebunan Tradisional ke Modern


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler