Kementan Sigap Antisipasi Dampak Covid 19

Kamis, 23 April 2020 – 14:06 WIB
Kepala Badan penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Wabah COVID-19 yang melanda dunia melahirkan kekhawatiran masyarakat, tak terkecuali Indonesia. Tidak hanya ketakutan akan kesehatan mereka, namun juga urusan perut mareka dan keluarganya.

Gejala ini ini dibaca dengan cermat oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Sehingga dalam setiap kesempatan selalu dipesankan,“Pertanian tidak boleh berhenti”.

BACA JUGA: Kementan Gerakkan Pasar Mitra Tani Seluruh Indonesia Jaga Ketersediaan Pangan

“Pertanian harus terus bergerak, maju, mandiri, modern, dan mampu menyediakan pangan bagai 267 juta penduduk Indonesia,” ujar Mentan ketika menetapkan duta petani millenial dan duta petani andalan awal April lalu.

Pada saat membuka Seminar "Meraup Untung Bisnis Pangan Petani Milenial di Tengah Pandemi Covid 19", Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (kementan) Momon Rusmono mengatakan bahwa Kementerian Pertanian telah menyiapkan langkah-langkah strategis dalam mengantisipasi dampak COVID-19.

BACA JUGA: Ansy Lema Minta Kementan Fokus Penanganan Covid-19 di Sektor Pangan

"Langkah pertama adalah memastikan semua komponen (stakeholders) pertanian harus tetap bekerja keras dan komitmen dalam rangka menyediakan pangan bagi 267 jt rakyat," ungkapnya.

Hal ini dipertegas oleh Kepala Badan penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi, dalam paparanya pada seminar ini bahwa langkah ini akan dikonkritkan dengan mempercepat program bantuan sarana produksi seperti alat dan mesin pertanian, benih/bibit, pupuk, pakan ternak, obat hewan/vaksin dan sarana produksi lainnya.

BACA JUGA: Kementan: Panen Padi Jaga Pangan di Masa COVID-19

"Sedangkah langkah kedua adalah, menjaga keseimbangan suppaly dan demand bahan pangan serta stabilisasi harga pangan," ungkap Momon lagi.

Secara operasional, langkah ini dilakukan dengan cara mengakselerasi produksi pertanian, khususnya melalui kegiatan padat karya dengan mempekerjakan para tenaga kerja yang kehilangan penghasilan akibat dampak ekonomi dari pandemi COVID-19.

"Langkah ketiga, melakukan kerjasama dan harmonisasi dengan seluruh stakeholders, termasuk yang diluar Kementerian Pertanian, sebab masalah pertanian masalah bersama, tidak cukup hanya diselesaikan oleh insan pertanian. Sehingga secara riil langkah ini dilakukan dengan mendorong kelancaran distribusi bahan pangan pokok," ujarnya.

Dalam jangka pendek, Dedi Nursyamsi menambahkan, Kementerian Pertanian telah melakukan langkah cepat dengan turut penyediaan bahan pangan pokok utamanya beras dan jagung.

"Selanjutnya adalah mempeecepat ekspor komoditas strategis dalam mendukung keberlanjutan ekonomi," tambahnya.

Tidak lupa juga, turut mensosialisasikan kepada petani dan petugas terkait penanganan/pencegahan COVID-19, pengembangan pasar tani di Provinsi, dan mendukung terhadap eksistensi UMKM dan usaha ekonomi informal di sektor pertanian," ungkapnya lagi.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Bustanul Arifin Caya mendukung langkah-langkah ini.  Dalam kondisi pandemi covid seperti ini, memang garda terdepan adalah teman-teman tenaga kesehatan, namun pertanian juga sangat penting, sebab semua butuh makan. “Kita tetap akan menjadi pejuang pertanian, bahkan dengan elearning kita akan terus bergerak dengan lebih modern," pungkasnya optimistis. (ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler