Kementan: SiMevi Hadir untuk Wujudkan Digitalisasi Satu Data Hortikultura

Kamis, 28 Oktober 2021 – 08:45 WIB
Jajaran Sekretaris Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian. Foto: dok Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong agar industri pertanian di Indonesia bisa memanfaatkan teknologi digital yang saat ini sedang berkembang pesat.

Sekretaris Jenderal Hortikultura, Retno Sri Hartati Mulyandari mengatakan memiliki program yang bisa berdaya saing, seperti program kampung hortikultura mencakup kampung buah, sayur dan tanaman obat.

BACA JUGA: Pupuk Kaltim Tingkatkan SDM Petani Binaan Sektor Hortikultura

Menurut dia, selama ini banyak pelaku usaha mengeluh bahwa mereka mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya karena volumenya yang tidak menentu.

"Daya saing kita cukup rendah. Karena itu kita desain kampung-kampung hortikultura ini,” kata Retno.

BACA JUGA: Kementan Tegaskan Proses Sertifikasi Benih Tanaman Tidak Dipungut Biaya

Dia menambahkan, dalam penumbuhan UMKM Hortikultura perlu proses pengolahan dan pemasaran yang lebih baik, sehingga produk itu bisa bersaing baik di dalam maupun luar negeri.

Untuk membantu keberlangsungan fasilitas itu dibutuhkan modernisasi sistem informasi.

BACA JUGA: Kementan Dorong Pengendalian OPT Hortikultura Ramah Lingkungan

Salah satunya ialah Sistem Monitoring dan Evaluasi Agroindustri Hortikultura Indonesia (SIMevi) yang dirancang oleh Sekretaris Jenderal Hortikultura.

“SIMevi ini sangat diperlukan karena dari sekian banyaknya bantuan dari yang diberikan kepada masyarakat pada 3-5 tahun yang lalu ini sulit terdeteksi,” ujar Retno.

Selain SiMevi, terdapat sistem informasi lain yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Hortikultura, yaitu Srikandi atau Sistem Informasi dan Registrasi Kampung Sayuran dan The Hopers dev.

Dengan adanya sistem itu ke depannya ada pemantauan data petani, berisi nama desa, kecamatan, kabupaten, kelompok tani, ketua kelompok tani, anggota kelompok tani berdasarkan nama, dan tempat tinggal.

Sementara itu, The Hopers_dev merupakan sistem informasi pemantauan dampak perubahan iklim.

The Hopers akan menginformasikan iklim yang terjadi dan bagaimana mengantisipasi dampak yang ada akibat perubahan tersebut.

Retno menyampaikan bahwa pada komoditas pertanian harus dikawal oleh hortikultura yaitu ada 569 komoditas.

Sampai saat ini, melalui kerja sama Ditjen Hortikultura dengan Badan Pusat Statistik, sudah fokus satu data untuk 87 komoditas.

“Kampung hortikultura menerapkan konsep one village one variety berbasis kebutuhan pasar yang berskala ekonomi dengan pengembangan korporasi petani dan sinergi lintas stakeholders,” jelas Retno.

Melalui SiMevi diharapkan bisa menjadi satu pintu utama dalam beragam sistem informasi yang saat ini masih terpencar di masing-masing Direktorat lingkup Ditjen Hortikultura.

SiMevi juga menyediakan Si Banpem Horti. Melalui aplikasi itu bisa dilihat di mana saja, berapa, jenis, dan penerima bantuan untuk pengembangan hortikuktura.

Selanjutnya secara interaktif bisa dilakukan monitoring dan evaluasi secara mandiri sehingga dilakukan pengawalan, identifikasi permasalahan dan penelusuran pelaksanaan maupun tingkat kebermanfaatannya bagi masyarakat.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Tommy Nugraha menyampaikan bahwa aplikasi Srikandi bisa memudahkan dalam monitoring, evaluasi, informatif dan interaktif.

“Data atau informasi yang tercantum berupa profil unit kampung, data CP/CL kampung dan dokumentasi kegiatan," kata Tommy. (mrk/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan SYL Dorong 2 Kabupaten Ini jadi Food Estate Berbasis Hortikultura


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler