Kementan Targetkan Lembah Gumanti dan Singgalang Sumbar jadi Kawasan Ramah Lingkungan

Kamis, 27 Juli 2023 – 11:56 WIB
Tim dari Direktorat Jenderal Hortikultura turun langsung ke lapangan mengawal dan memastikan ketersediaan komoditas stategis hortikultura, khususnya cabai dan bawang merah di Kabupaten Solok, antara lain di Lembah Gumanti, Alahan Panjang dan Singgalang, Kecamatan Lima Puluh Koto yang ditargetkan juga menjadi kawasan ramah lingkungan. Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, KABUPATEN SOLOK - Kementerian Pertanian (Kementan) telah menetapkan Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) sebagai kawasan penyangga bawang merah dan aneka cabai di wilayah Sumatra.

Salah satu lokasinya berada di Lembah Gumanti, Alahan Panjang.

BACA JUGA: Strategi Jitu Kementan Jadikan Sembalun Sentra Penyediaan Benih Bawang Putih Nasional

Di lokasi ini terdapat potensi pertanaman mencapai 12 ribu hektare bawang merah.

Kawasan lainnya adalah Singgalang, Kecamatan Lima Puluh Koto yang memiliki potensi sekitar seribu hektare untuk komoditas cabai dan sayuran dataran tinggi lainnya.

BACA JUGA: Ditjen Hortikultura Bersama IPB Bogor Ukur Kemampuan Durian Menyerap Stok Karbon

“Kawasan ini kami targetkan sebagai penyangga ketersediaan hortikultura nasional, yang tentunya berfokus pada budidaya yang ramah lingkungan yang produknya konsumsi,” kata Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto pada Kamis (27/7).

Dirjen Prihasto menyampaikan upaya tersebut sebagai langkah cepat pemetaan lokasi yang menjadi target pengamanan ketersediaan komoditas hortikultura, khususnya cabai dan bawang merah.

BACA JUGA: Begini Strategi Subsektor Hortikultura Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Global, Mantap!

“Saya menugaskan jajaran kami untuk turun langsung ke lapangan mengawal dan memastikan ketersediaan komoditas stategis hortikultura, khususnya cabai dan bawang merah,” tegasnya.

Mendukung upaya tersebut, Direktur Perlindungan Hortikultura Jekvy Hendra mengatakan pengembangan kampung hortikultura turut difasilitasi dengan Gerakan Pengendalian (Gerdal), Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT), Pengembangan Klinik Tanaman dan Fasilitasi Dampak Perubahan Iklim (DPI).

“Kami membentuk tim satuan tugas (Satgas) perlindungan dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan pengecekan dan langkah konkret di lapangan,” ungkap Jekvy.

Jekvy menyampaikan pengawalan di kawasan Lembah Gumanti, Alahan Panjang, Kabupaten Solok dan Kawasan Singgalang di Kecamatan Lima Puluh Koto, Kabupaten Tanah Datar dilakukan serangkaian kegiatan, seperti pemetaan kewaspadaan residu pestisida.

“Di wilayah ini kami memberikan rekomendasi kesuburan dan ketersediaan unsur hara, pemetaan OPT dominan serta rekomendasi penanganan dampak perubahan iklim,” terangnya.

Turut mendampingi, Kepala Balingtan BSIP Nur Wahida menambahkan jajarannya tengah mengambil sampel tanah untuk mengukur kandungan reside pestisida dan tingkat kesuburan lahan di kedua lokasi tersebut.

“Kami juga sedang melihat kualitas air berupa kandungan pestisida di lokasi ini,” kata Nur Wahida

Sementara itu, Tim Satgas Perlindungan Agung Sunusi menjelaskan berdasarkan pengamatan di lapangan OPT yang dominan di lokasi, antara lain ulat bawang (Spodoptera), liryomiza, antraknosa, dan bercak (cabai).

“Terkait penanganan dampak perubahan iklim khususnya ketersediaan air untuk irigasi dan pengairan aman karena sumber air langsung dari mata air Gunung Singgalang. Adanya sumber air yang tersedia setiap saat yaitu dari danau atas dan danau bawah sehingga setiap saat bisa melakukan pertanaman,” ungkapnya.

Hari selaku ketua kelompok tani di kawasan Singgalang menyampaikan saat ini penggunaan fungsida dan insektisida dominan serta aplikasinya dicampur tanpa melihat kandungan bahan aktifnya.

“Kelompok tani kami ingin cepat melihat hasil terutama bila terjadi serangan OPT, maka penggunaan pestisida kimia masih menjadi alternatif utama," kata Hari.

Hari berharap ada perhatian khusus bagi pemerintah untuk mengawal dan mendampingi, terutama berbudidaya yang baik dan benar yang ramah lingkungan melalui bimbingan teknis. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler