Kementan Terapkan Pola Kemitraan untuk Lindungi Petani Cabai

Selasa, 22 Agustus 2017 – 19:15 WIB
Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Ketersediaan pasokan aneka cabai, khususnya jelang Hari Raya Idul Adha dipastikan aman dan terkendali.

Namun, pasokan yang melimpah karena masa panen bisa memicu turunnya harga cabai di beberapa wilayah khususnya di Pulau Jawa.

BACA JUGA: Pelabuhan Pulau Baai Diharapkan Jadi Gerbang Eksport Import

Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Spudnik Sudjono, mengatakan Kementan telah mengantisipasi turunnya harga cabai dengan menerapkan pola kemitraan antara petani dengan pedagang serta industri pengguna cabai.

"Pola kemitraan ini yang kami lakukan untuk atasi harga cabai, termasuk untuk solusi jangka panjang. Beberapa pola kemitraan yang sudah kami dorong selama ini diharapkan mampu mengatasi masalah cabai. Kami buat kemitraan antara produsen bubuk cabai, produsen sambal, dan kemitraan petani langsung ke konsumen lewat Toko Tani. Jadi cabainya petani dibeli langsung, ada kontraknya," ungkap Spudnik.

Pola kemitraan juga dilakukan melalui petani-petani andalan yang dikategorikan sebagai petani champion.

Petani champion berkoordinasi dengan industri sehingga cabai di tingkat petani bisa terserap maksimal.

BACA JUGA: Seperti ini Kesiapan Sektor Pangan di Rembuknas 2017

“Saat ini misalnya, champion di Magelang sudah membangun kerjasama dengan industri, khususnya untuk cabai rawit merah. Kerja sama dilakukan antara lain dengan rumah makan dan industri kecil lainnya," ujar Spudnik.

Menurut data Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian ketersediaan cabai rawit merah di Agustus 81.864 ton, kebutuhan 73.197 ton, surplus 8.667 ton.

BACA JUGA: 16 Perusahaan Berinvestasi di Batam, Investasi PMDN Naik 25 Persen

Pada September, ketersediaan cabai 78.606 ton, sedangkan kebutuhan 69.615 ton, sehingga surplus 8.991.

Sedangkan di Oktober, cabai surplus hingga 8.669 ton. Di mana ketersediaan 77.983 ton dan kebutuhan 69.314 ton.

“Bahkan ketersediaan aneka cabai mulai Agustus, September sampai Oktober nanti bisa dikatakan mencukupi, bahkan surplus jika dibandingkan dengan kebutuhan secara nasional,” ujar Spudnik saat melakukan panen cabai di Kabupaten Malang.

“Begitu juga dengan cabai besar, produksi kita masih surplus sampai Oktober nanti. Ketersediaan di Agustus 104.148 ton, kebutuhan 95.328 ton, surplus 8.820 ton.Di September, ketersediaan 100.378 ton, kebutuhan 91.469 ton, surplus 8.904 ton. Sedangkan di Oktober, surplus 8.905 ton. Dimana ketersediaan 100.373 ton dan kebutuhan 91.468 ton,” imbuh Spudnik.

Kementerian Pertanian juga telah mengatur manajamen tanam cabai sesuai yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2010 tentang Hortikultura yang mewajibkan pemerintah pusat dan daerah menjamin ketersediaan distribusi dan pemasaran di dalam ataupun luar negeri.
Manajemen Tanam diatur dalam rangka menjaga agar ketersediaan dapat berlangsung setiap bulan dan sepanjang tahun, sehingga pertanaman terjaga setiap saat.

Hal ini telah disepakati bersama antara Dirjen Hortikultura dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam mengatur pola tanam di lapangan.

Pola tanam juga turut diatur dengan mematok target luas untuk mengantisipasi permintaan sehingga fluktuasi yang timpang bisa diatasi dengan memeratakan produksi antarbulan sekaligus menyebar di banyak daerah sentra.

“Untuk panen Agustus telah dirancang dan diperoleh dari luas tanam pada Mei seluas 16.878 ha dan panen September telah dirancang dan disiapkan dari areal tanam pada Juni seluas 15.976 hektare," jelas Spudnik.

Sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman juga sudah melakukan koordinasi untuk menolong petani cabai karena produksi melimpah saat masa panen dan ada gerakan tanam cabai serentak seluruh Indonesia.

“Kami sudah duga tapi ini harus segera diantisipasi cepat," kata Amran.

Koordinasi sudah dilakukan antara lain dengan Bulog dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Mentan menegaskan, pemerintah selalu hadir dan berpihak pada petani.

"Kami sudah minta Bulog, kami sudah koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan dengan Pak Dirjen, untuk bergerak cepat menolong petani, kita harus bela petani seperti petani jagung, bawang merah dan beras. Petani cabai juga Insyaallah akan kami bantu," jelasnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Juliaman Saragih Surati Ketua Dewan Komisioner OJK


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler