jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mensosialisasikan peluang pendanaan yang bisa dimanfaatkan petani. Ada beberapa alternatif pembiayaan yang sudah tersedia di lapangan yang bisa akses para petani di pedesaan.
“Petani tidak sulit untuk mendapatkan pembiayaan, ada beberapa alternatifnya yang perlu kita sosialisasikan agar para petani mengetahui,” kata Direktur Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Indah Megahwati
BACA JUGA: PBNU Pilih Menteri Suka Kerja dan Berani Seperti Pak Amran
Beberapa alternative permodalan untuk petani lanjut Indah Megahwati diantaranya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR), dana PKBL, Perbankan dan yang dikembangkan petani seperti Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A).
“Selain itu juga ada dana jaminan berupa asuransi pertanian seperti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan Asuransi Usaha Ternak Sapi Kerbau (AUTS-K), petani cukup pembayar premi yang ringan, yakni hanya Rp 36 ribu per ha per musim dan akan mendapatkan dana jaminan Rp 6 juta bila usaha tani petani gagal. Dana tersebut bisa digunakan untuk menanam kembali padinya yang puso,” tambahnya.
BACA JUGA: Impor Jagung Tidak Dukung Ekonomi Kerakyatan
Dalam kunjungannya ke Kelompok Tani Sumber Rezeki di Sako, Kecamatan Rambutan, Banyuasin Sumsel, Indah Megahwati mendapatkan penjelaskan Ridwan pemilik kios saprodi bisa mendapatkan pinjaman modal Rp 50 juta dengan bunga 3 persen selama 24 bulan.
“Permodalan dari PKBL Pusri ini sangat bermanfaat untuk memperbesar kios saprodi kami dan bunganya sangat sangat kecil,” kata Ridwan petani yang mendapatkan pinjaman modal untuk kios saprodinya.
BACA JUGA: Kopi Jawa Timur Diminati Eropa dan Belanda  Â
Heri Suharsono dari Pusri mengatakan PT Pusri meminjamkan permodalan PKBL sebesar Rp 30 miliar per tahun.
“Sekitar 60 persen diperuntukan bagi kemitraan dan pengembangan permodalan di bidang pertanian,” tambahnya.
Ali Yohan juga petani di Sako satu kelompoknya juga mendapatkan bantuan permodalan PKBL dari PT Pusri untuk usaha tani padi.
“Kita dapat pinjaman dana PKBL dari PT Pusri/ Pupuk Indonesia sebanyak Rp 42 juta untuk 10 petani. Dari PKBL ini produktivitas padi kami naik dari 5 ton menjadi 7 ton gabah per ha,” tambah Ali.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspor Cangkang Sawit ke Jepang, Penuhi Permintaan Bahan Energi Hijau Dunia
Redaktur : Tim Redaksi