jpnn.com, BOGOR - Dalam upaya percepatan pelaksanaan kegaiatan cetak sawah tahun 2019, sejumlah daerah dan TNI melakukan penandatangan memorandum of understanding (MoU) dan kontrak di LorIn Hotel Sentul, Bogor, 29 Maret 2019.
MoU ini dilakukan antara Kepala Dinas Pertanian Provinsi Aceh, Lampung, Kalteng, Kaltara, Sulsel, Sulteng, Sultra dan Papua dengan Kasdam. Sementara itu, 28 kepala dinas kabupaten dengan Danrem/Dandim.
BACA JUGA: Alsintan Tekan Biaya Operasional Petani Hingga 48 Persen
Turut menyaksikan penandantanganan ini ialah Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy, Aster Kasad Mayjen TNI Agus Bakti Fadjari, Sekretaris Ditjen PSP Kementan Mulyadi Hendiawan, Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Indah Megawati, Wakil Aster Kasad dan Para Pati Pamen Denma Mabes AD.
Sarwo Edhy menyampaikan, sinergitas Kementan dengan TNI AD telah diwujudkan dalam berbagai kegiatan. Di antaranya pengawalan Luas Tambah Tanam (LTT), Pengawalan Serap Gabah (Sergab) bahkan Penyaluran Pupuk Bersubsidi.
BACA JUGA: PBNU Apresiasi Kinerja Mentan, Kiai Said Aqil: Pak Amran Sudah Mati-matian Membela Petani
"Khusus untuk kegiatan cetak sawah, dari tahun 2015 sampai dengan 2018, hasil kerja sama dengan TNI berhasil mencetak sawah baru lebih dari 200 ribu hektare yang tersebar di wilayah indonesia," ujar Sarwo Edhy.
Apresiasi kepada jajaran TNI disampaikan Dirjen PSP dengan diiringi komitmen untuk terus mengawal sawah-sawah baru.
BACA JUGA: Soal Bawang Merah, Mentan: Indonesia Mampu Serang Balik dengan Ekspor
Hal itu berguna bagi petani penerima manfaat terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan.
"MoU dan kontrak yang telah ditandatangani merupakan dokumen legal sebagai dasar pelaksanaan kegiatan konstruksi cetak sawah 2019," jelasnya.
Langkah selanjutnya adalah melakukan mobilisasi alat berat seperti excavator dan bulldozer pada lokasi pelaksanaan, yang merupakan permulaan pekerjaan konstruksi cetak sawah.
Indah Megahwati menambahkan, kegiatan cetak sawah Kementan melalui Ditjen PSP terbagi dua. Salah satunya, mencetak sawah dengan mengubah lahan tidur menjadi sawah serta optimalisasi lahan.
"Saat ini, perluasan areal luas lahan sudah mencapai 900 ribu hektare. Kami memang lebih banyak membuka lahan rawa. Perluasan areal sawah yang satu juta hektare tersebut, 90 persennya dari optimalisasi rawa. Saat ini, kegiatan cetak sawah sudah hampir 200 ribu hektare, jadi sudah lebih dari 1 juta hektare," terang Indah.
Optimalisasi lahan adalah menambah areal luas tanam melalui lahan yang tidak produktif. Cetak sawah baru dilakukan bersama TNI di lahan-lahan tidur di luar Jawa.
"Meskipun alih fungsi lahan terus berlanjut dan pertumbuhan penduduk sejak pemerintahan Jokowi-JK mencapai 12,8 juta jiwa dibanding tahun 2014, capaian produksi pertanian saat ini justru meningkat," ungkap Indah.
Tambahan konsumsi sebesar 1,7 juta ton pun dapat terpenuhi dari produksi dalam negeri. Ini dapat dicapai karena bertambahnya luas tanam melalui optimalisasi lahan dan cetak sawah baru.
Indah mencatat, perluasan lahan pada 2018 mencapai 1,16 juta hektare. Berarti naik 358 persen dibanding 2013. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Imbau Petani Beli Pestisida yang Sudah Terdaftar di Ditjen PSP
Redaktur : Tim Redaksi