Kementan Yakin Petani Milenial Mampu Bangkitkan Kejayaan

Jumat, 17 September 2021 – 09:20 WIB
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Foto: dok Kementan

jpnn.com, BALI - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong agar bisa mencetak sebanyak-banyaknya petani milenial.

Sebab sektor pertanian harus bisa beradaptasi dengan teknologi untuk menjawab tantangan global dan era industri 4.0.

BACA JUGA: Kementan Dukung P4S Buana Lestari Genjot Komoditas Ekspor Kakao dan Manggis

Kementan mengatakan sampai saat ini 70 persen sektor pertanian masih dilakukan oleh generasi tua. Anak-anak muda atau kaum milenial belum banyak yang tertarik dengan dunia tersebut.

Kementan pun menargetkan dalam 5 tahun ke depan bisa mencetak 2,5 juta petanai milenial.

BACA JUGA: Kementan Ajak Petani Tabanan Garap Hilirisasi Pertanian Agar Untung Berlipat Ganda

"Anak-anak muda inilah yang diharapkan mampu melaksanakan pertanian modern yang merupakan kunci peningkatan produktivitas," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan anak muda atau kaum milenial dikenal dengan semangat, inovatif dan adaptif terhadap teknologi digital.

BACA JUGA: Tingkatkan Kompetensi MC, Pelatihan di Kementan Bakal Lebih Atraktif dan Interaktif

Sehingga cepat melakukan identifikasi dan verifikasi teknologi.

"Saya yakin petani milenial akan mampu membangkitkan kejayaan pertanian Indonesia," kata Dedi dalam Pertemuan Pengembangan dan Penguatan Jejaring Kerjasama Antar Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan Kementerian Pertanian, Kamis (16/9).

Di hadapan para petani milenial Dedi mengingatkan bahwa pertanian modern merupakan kunci dalam menggenjot produktivitas.

Dia mengakui saat ini daya saing produk di Indonesia rendah karena produktivitas.

"Salah satu langkah cepat menaikkan produktifitas adalah pertanian modern. Dan anak-anak muda akan cepat menyerap pertanian modern," katanya.

Saat ini lebih dari 2.000 petani milenial juga sudah memiliki wadah, Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA).

"Petani milenial menjadi jawaban bagi regenerasi petani. Makanya harus terus ditambah dan diperkuat, kemudian perlu didorong secara masif sehingga bisa memacu sektor pertanian semakin naik," lengkapnya.

Menurut Dedi, Kementan akan memberi dukungan penuh bagi petani milenial.

Caranya dengan meningkatkan kapasitas SDM-nya, baik dalam bentuk pelatihan maupun pendidikan vokasi.

"Saya yakin peran petani milenial sangat penting dan akan mampu mensejahterakan kehidupan bangsa," ucapnya lagi.

Dalam kesempatan itu Dedi juga menjelaskan apa itu pertanian modern.

Antara lain cirinya adalah memanfaatkan produk unggul yang produktivitasnya tinggi. Kemudian pemanfaatan alat-alat dan mesin pertanian modern.

"Alat dan mesin pertanian dapat medongkrak produktivitas karena kurangi biaya produksi dan mempercepat proses produksi," lanjutnya.

Ciri ketiga pertanian modern adalah pemanfaatan internet of things (IoT), big data artificial intelligence, sensor dan hal yang terkait inovasi teknologi 4.0

"Petani milenial harus torehkan tinta sejarah dapat meningkatkan produktivitas, harus torehkan sejarah mampu kurangi ongkos produksi dan mampu memberi contoh bagi para petani lainnya," pungkas Dedi. (mrk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Dorong Milenial Memaksimalkan Pertanian dan Peternakan


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Tim Redaksi, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler