Kemiskinan Meningkat Akibat Pandemi, Begini Antisipasi yang Disiapkan Mensos Juliari

Jumat, 13 November 2020 – 20:34 WIB
Mensos Juliari menyaksikan penyaluran bansos di Kantor Pos Besar Kota Medan, Jumat (13/11). Foto: humas Kemensos RI.

jpnn.com, MEDAN - Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara memastikan kementeriannya telah menyiapkan sejumlah program untuk mengendalikan laju kenaikan angka kemiskinan.

Antisipasi ini disiapkan karena pandemi Covid-19 diperkirakan bakal memicu kenaikan angka kemiskinan di sejumlah negara termasuk di Indonesia.

BACA JUGA: Pulang Kampung ke Simalungun, Menteri Juliari Salurkan Bansos Senilai Rp 1,3 Miliar

"Kemensos memiliki program reguler yang selama ini sudah teruji efektif mengurangi kenaikan angka kemiskinan," ucap Mensos Juliari di Kantor Pos Besar Kota Medan, Jumat (13/11).

Di antara rencana antisipasi yang disiapkan Kemensos adalah Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako.

BACA JUGA: Rumah Diancam Dikepung, Nikita Mirzani: Mana Sih yang Katanya Mau Datang

"Kedua program ini akan terus berjalan di tahun 2021," tegas Juliari yang hadir di Medan untuk menyaksikan pencairan Bansos Tunai (BST).

Dia menjelaskan bahwa DPR telah menyetujui Pagu Anggaran Kemensos tahun 2021 sebesar Rp 92,817 triliun. Dari angka tersebut, sebesar Rp 91 triliun merupakan anggaran untuk bansos, atau meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 60,4 triliun

BACA JUGA: Kunjungi Sumut, Mensos Juliari Pastikan Masyarakat Terdampak Pandemi Terima Bantuan

Untuk Bansos PKH ditetapkan pagu sebesar Rp 30,4 triliun, dan untuk Program Sembako/Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebesar Rp 44,7 triliun.

Tahun depan bansos PKH akan menjangkau 10 juta KPM, lebih besar dari tahun sebelumnya yang mencapai 9,2 juta KPM. Program Sembako menjangkau 18,5 juta KPM.

"Indeksnya masing-masing masih sama yakni Rp 200 ribu per KPM, " ungkap Menteri Ari -panggilan Juliari.

Selain itu, pemerintah melalui Kemensos juga masih akan melanjutkan satu bansos khusus pada selama pandemi, yakni BST.
Tahun 2021, program BST akan mencakup 9 juta KPM dengan indeks Rp 200 ribu/KPM/bulan.

"Ini sifatnya fleksibel dengan tetap mengikuti arahan Bapak Presiden," Mensos Ari menambahkan.

Kemensos juga terus melanjutkan berbagai program yang diharapkan menambah efektivitas upaya meredam dampak pandemi baik di bidang rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial dan penanganan fakir miskin.

Dalam kesempatan jumpa pers di Istana beberapa waktu lalu,  Mensos Ari menjelaskan tentang realisasi program penanganan pandemi. Ada tiga program bantuan sosial (bansos) telah selesai disalurkan.

Ketiga bansos tersebut yaitu Program Keluarga Harapan (PKH), program Bansos Tunai untuk Peserta Program Sembako/BPNT Non-PKH, dan Bansos Beras (BSB).

"Tiga bansos telah seratus persen tersalurkan. Untuk realisasi anggaran PEN di Kementerian Sosial per hari ini mencapai Rp 112 triliun atau 87,44 persen. Untuk sisanya ini tinggal menunggu penjadwalan realisasi saja," jelasnya.

Dia menjelaskan, bantuan sosial PKH dengan jangkauan 10 juta KPM, nilai anggarannya mencapai Rp 36,8 triliun (TA 2020).

Selain itu, Bansos Tunai untuk Peserta Program Sembako Non-PKH menjangkau 9 juta KPM, anggarannya sebesar Rp 4,5 triliun dan Bansos Beras dengan jangkauan 10 juta KPM dengan pagu Rp 5,26 triliun, telah tersalurkan semua sebanyak 450.000 ton beras medium.

Untuk BSB, telah secara resmi ditutup oleh Mensos di Kendal beberapa waktu lalu.(*/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler