Kunjungi Sumut, Mensos Juliari Pastikan Masyarakat Terdampak Pandemi Terima Bantuan

Kamis, 12 November 2020 – 16:13 WIB
Mensos Juliari P Batubara menyerahkan bantuan untuk Pondok Pesantren dan Gereja di Simalungun, Sumut, Kamis (12/11).

jpnn.com, SIMALUNGUN - Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara menyapa warga Sumatera Utara, sekaligus memastikan bantuan sosial diterima dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

Mensos Ari -panggilan Juliari, melakukan kunjungan ke sejumlah lokasi di Sumatera Utara, termasuk ke Simalungun yang merupakan kampung halamannya pada Kamis (12//11).

BACA JUGA: Mensos Juliari: Jadilah Motor Penggerak Melawan Covid-19

Kepada masyarakat dan keluarga penerima manfaat (KPM) yang dia temui, Mensos Ari menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya meneruskan salam Bapak Presiden kepada masyarakat di Sumatera Utara. Saya hadir ke berbagai kota di tanah air, termasuk Sumatera Utara untuk memastikan bahwa negara hadir di tengah pandemi,"  kata mensos Ari saat menyaksikan penyaluran BST di Balai Pertemuan di Kelurahan Perdagangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun.

BACA JUGA: 1,4 Juta Keluarga di Jateng Terima Bansos Tunai dari Kemensos

Dalam kunjungan ke Simalungun, menteri yang juga kader PDI Perjuangan itu menyaksikan pencairan Bansos Tunai (BST) di Kelurahan Perdagangan, dan Kantor BPR Bandar Jaya untuk menyerahkan bantuan kepada pesantren dan gereja senilai Rp 1 miliar.

Selain itu, Mensos Ari juga bertemu dengan pendamping PKH (Program Keluarga Harapan) di Siantar Utara dan  Kota Medan.  

BACA JUGA: Anies dan Amien Menemui Habib Rizieq, Komentar Ruhut Manis Sekali

Saat itu dia menyampaikan bahwa pemerintah bertindak cepat dalam menangani dampak Covid-19, baik dari aspek kesehatan, perlindungan sosial maupun penguatan perekonomian. Hal itu guna untuk memastikan masyarakat mendapat bantuan di tengah masa sulit akibat wabah corona.

"Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada semua pembantunya termasuk kami para menteri untuk memastikan masyarakat tidak ada yang kelaparan. Kemensos yang bertugas di bidang perlindungan sosial,  segera melakukan refocusing program dan realokasi anggaran. Selanjutnya menyalurkan berbagai bansos untuk masyarakat terdampak pandemi," tutur Mensos Ari.

Dalam tugas penanganan dampak pandemi, Kemensos berada dalam klaster penyelenggaraan program jaring pengaman sosial (JPS). Kementerian ini mendistribusikan berbagai bantuan sosial (bansos) baik itu reguler, bansos khusus dan bansos tambahan.  

"BST ini adalah salah satu bansos khusus untuk membantu mengurangi beban perekonomian masyarakat yang tertekan oleh pandemi. Semoga bantuan ini bermanfaat. Gunakan bantuan ini sebaik-baiknya, jangan dipakai untuk membeli rokok," pintanya mengingatkan.

Tak lupa, Mensos Ari mengingatkan bahwa bansos tersebut sifatnya hanya sementara. Dia berharap masyarakat dan kepala daerah mampu menciptakan aktivitas, dan program yang bersifat pemberdayaan ekonomi.

"Bansos ini sifatnya sementara. Tidak terus menerus. Jadi saya harapkan pemerintah dan masyarakat bisa mencari terobosan sehabis mengembangkan program pemberdayaan ekonomi rakyat," ucapnya.

Mensos Ari berpesan kepada pemerintah daerah untuk mengecek penerima bantuan. Bila sudah ada yang naik kelas alias mampu, agar tidak diberikan bantuan lagi. "Bantuan bisa untuk mereka yang belum mendapat bantuan. Jadi ada asas keadilan," kata Mensos.

Simalungun merupakan kabupaten dengan serapan penyaluran bansos tertinggi dan tercepat di Sumut. Hal ini berkat dukungan dari berbagai pihak, terutama pemda setempat.

Mensos mengapresiasi capaian Pemkab Simalungun, dan semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan BST di berbagai daerah di tanah air. Dia mengingatkan agar dalam setiap kegiatan terutama dalam penyaluran bansos agar memperhatikan protokol kesehatan.

"Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak, jajaran Kemensos, pemerintah daerah, direksi PT Pos Indonesia, para pendamping dan semua pihak yang telah membantu. Atas kerja sama dan kerja keras kita semua, Program BST ini bisa berjalan dengan baik," ungkapnya.

Provinsi Sumatera Utara mendapat Bantuan Sosial dari Kemensos berupa program sembako sejumlah 768.882 KPM, dengan nilai Rp 1.657.086.100.000;  BST dengan jumlah 558.759 KPM senilai Rp 2.244.623.900.000, BST (Non PKH) sebanyak 16.385 KPM dengan nilai Rp 8.192.500.000,

Untuk Kabupaten Simalungun mendapat Bantuan Sosial dari Kementerian Sosial RI berupa: Program sembako sejumlah 44.020 KPM senilai Rp 97.148.650.000, BST sejumlah 41.592 KPM senilai Rp 152.404.800.000.

BST merupakan bansos khusus Kemensos yang menjangkau 9 juta KPM terdampak pandemi di luar Jabodetabek. Pada Gelombang 1 periode April-Juni 2020 diberikan sebesar Rp 600 ribu/KPM/bulan. Pada Gelombang 2 periode Juli-Desember 2020, indeksnya sebesar Rp 300 ribu/KPM/bulan.  

Pedagang Toko Terbantu BST

Salah satu KPM BST Kemensos Hamdayani Sinaga mengungkapkan manfaat positif dari BST. Pria 49 tahun ini berjualan kebutuhan sehari-hari di warungnya, di Desa Perdagangan, Kecamatan Bandar.

Ayah dengan 3 anak yang salah satunya masih sekolah, Hamdayani merasa hasil jualannya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sejak pandemi.

"Dulu sehari bisa dapat Rp 150 ribu. Setelah pandemi kadang-kadang dapat Rp 50 ribu. Untuk biaya yang masih sekolah ini ya agak berat," katanya.

Dia mengaku beruntung di masa sulit, dirinya mendapatkan BST Kemensos, setelah aparat desa yang melakukan pendataan memasukkan namanya dalam daftar penerima BST.

Hamdayani mengaku sudah menerima BST sejak pertama program ini berjalan pada Gelombang I dengan indeks Rp 600 ribu.

"Sampai saat ini masih terima dengan nilai Rp 300 ribu. Saya ucapkan terima kasih kepada Kemensos atas bantuannya. Sangat membantu keluarga kami. Sebagian besar untuk makan dan kebutuhan sehari-hari. Sebagian untuk menambah modal usaha," tambahnya.(fat/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler