Kemitraan Lanskap Berkelanjutan di Sumatera Selatan Jadi Model Aksi Iklim

Selasa, 10 Desember 2019 – 23:16 WIB
Diskusi panel “Partnership in Sustainable Landscape Management in South Sumatra as a Model for Climate Action” yang diselenggarakan di Paviliun Indonesia dalam perhelatan Konferensi Perubahan Iklim (COP25 Madrid). Foto: KLHK

jpnn.com - Partnership atau kemitraan menjadi kunci sukses keberhasilan kelola sumber daya alam. Aktor di berbagai level menentukan isu penggunaan sumber daya alam masa kini maupun masa mendatang.

Demikian kesimpulan diskusi panel “Partnership in Sustainable Landscape Management in South Sumatra as a Model for Climate Action” yang diselenggarakan di Paviliun Indonesia dalam perhelatan Konferensi Perubahan Iklim (COP25 Madrid) pada Senin (9/12) yang dipandu oleh Soeryo Adiwibowo, Penasehat Senior Menteri LHK.

BACA JUGA: Inggris Dukung Penuh Upaya Pencapaian NDC Indonesia

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno menekankan bahwa kemitraan dengan melibatkan aktor di berbagai level dan berbagai institusi merupakan kunci keberhasilan pelestarian lanskap di lokasi Dangku Sembilang Musi Banyuasin Sumatera Selatan.

Ditambahkan bahwa kerja sama antara Pemkab Musi Banyuasin, Balai KSDA Sumatera Selatan dan Pemprov Sumatera Selatan dengan lembaga konservasi internasional ZSL, yang juga dikawal di tingkat nasional telah menunjukkan hasil yang semakin menggembirakan.

BACA JUGA: Inggris Dukung Penuh Upaya Pencapaian NDC Indonesia

"Konsistensi leadership mulai dari pusat, kabupaten sampai dengan ke tingkat tapak menjadi faktor kunci untuk keberhasilan kelola lanskap Dangku Sembilang,” ujar Wiratno.

Semenatara itu, Dicky Simorangkir selaku Program Koordinator ZSL mengatakan, program kemitraan merupakan langkah strategis untuk mencegah dampak negatif dari lemahnya koordinasi pembangunan sektoral. Di samping itu, kemitraan lanskap juga berpotensi mencegah konflik penggunaan ruang di tingkat lokal, meminimalkan konflik akses sumberdaya serta menghindari resiko penguasaan lahan.

BACA JUGA: Aksi Perubahan Iklim Selaras dengan Agenda Pembangunan Berkelanjutan

Program ini melibatkan pihak swasta dan masyarakat setempat untuk mendorong konservasi zona riparian, mendorong pelaksanaan HCV di berbagai lokasi: termasuk di wilayah kandungan karbon tinggi, pertambangan, perkebunan dan juga pemukiman lokal.

Program kemitraan di tingkat lanskap berhasil menyelamatkan hutan yang tersisa di Musi Banyuasin, serta merestorasi habitat satwa langka, membangun perekonomian setempat dan juga menciptakan koridor satwa. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemburu Harimau Sumatera Ditangkap, Pelakunya Ternyata


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler