Kemnaker Ajak Delegasi EWG G20 Kunjungi Usaha Kerajinan di Yogyakarta

Kamis, 12 Mei 2022 – 14:18 WIB
Delegasi EWG G20 saat mengunjungi usaha kerajinan yang ada di Yogyakarta. Foto: Dokumentasi Kemnaker

jpnn.com, YOGYAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengajak delegasi Employment Working Group (EWG) G20 mengunjungi tempat industri pengolahan kerajinan yang ada di Yogyakarta.

Salah satunya adalah Dowa Bag and Factory yang terletak di Jalan Godean, Yogyakarta.

BACA JUGA: Kemnaker dan Delegasi Saudi Bahas Skema Penempatan dan Perlindungan PMI, Apa Hasilnya?

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian pertemuan kedua Kelompok Kerja Bidang Ketenagakerjan atau The 2nd EWG Meeting di kota tersebut.

Kepala Biro Kerja Sama Kemnaker M Arif Hidayat mengatakan kunjungan ke industri pengolahan kerajinan ini merupakan bagian dari showcase dari Presidensi Indonesia kepada para delegasi EWG.

BACA JUGA: Sekjen Kemnaker Ungkap Pertemuan Kedua EWG Soroti Masalah Ketenagakerjaan Global, 2 Hal Dibahas

Hal ini sesuai dengan dua isu prioritas yang diusung Kemnaker di pertemuan kedua EWG yang berlangsung pada 10-12 Mei.

Kedua isu prioritas tersebut, yaitu penciptaan lapangan kerja berkelanjutan menuju dunia kerja yang berubah, dan adaptasi perlindungan tenaga kerja untuk perlindungan yang lebih efektif dan peningkatan ketahanan bagi seluruh pekerja.

BACA JUGA: Kemnaker Akan Gelar EWG di Yogyakarta, 2 Isu Ini jadi Prioritas

Selain itu, kata Arif Hidayat, Yogyakarta terkenal sebagai penghasil kerajinan tangan berkualitas, serta memiliki banyak Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) yang dapat dijadikan contoh atau best practices.

"Dowa (Dowa Bag and Factory) ini sudah menerapkan jaminan sosial ketenagakerjaan,” kata Arif Hidayat melalui siaran pers Biro Humas Kemnaker, Kamis (12/5).

Arif mengatakan salah satu daya tarik dari Dowa adalah produk yang dihasilkan melalui proses handmade.

Meski begitu, dalam proses pembuatan tetap dilakukan proses kualitas kontrol yang ketat.

“Saya lihat para delegasi sangat tertarik dengan proses handmade ini dan ada pemeriksaan final, sehingga kualitasnya sangat terjaga dengan sempurna,” ujarnya.

Melalui showcase ini, Arif menekankan bahwa isu prioritas yang diusung oleh Presidensi Indonesia bukanlah omong kosong.

Namun Indonesia memiliki banyak contoh yang dapat dijadikan best practices bagi negara-negara lain.

“Dowa juga memberdayakan penduduk di desa, khususnya perempuan dan ibu-ibu, untuk dapat menghasilkan produk handmade,” terang Arif. (mrk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler