Kemnaker Siapkan Jurus Dukung KITB, Stafsus Menaker: Warga Batang Jangan Jadi Penonton

Jumat, 08 Juli 2022 – 20:05 WIB
Stafsus Menaker Caswiyono Rusydie Cakrawangsa saat berbicara pada focus grup discussion (FGD) dan rapat koordinasi lintas-stakeholder bertema "Kolaborasi Penyediaan Tenaga Kerja di KITB" yang digelar Kantor Staf Presiden (KSP), 6-7 Juli di Bandung, Jawa Barat. Foto: Dokumentasi Kemnaker

jpnn.com, BANDUNG - Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Caswiyono Rusydie Cakrawangsa menyampaikan kawasan industri terpadu Batang (KITB) merupakan proyek strategis nasional yang akan menyerap banyak tenaga kerja.

Hingga 2031, kawasan industri raksasa itu diproyeksikan membutuhkan 282 ribu tenaga kerja.

BACA JUGA: Kemnaker Siapkan Aksi Nasional Sikapi Dampak Perubahan Iklim ke Sektor Ketenagakerjaan

Namun menurutnya, lapangan kerja yang terbuka luas ini belum tentu akan mengatasi tingginya angka pengangguran di Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengah, jika pasar kerjanya tidak ditata dan SDM-nya tidak disiapkan.

"Jangan sampai warga Batang hanya jadi penonton di tengah deru industrialisasi ini," kata Caswiyono pada focus grup discussion (FGD) dan rapat koordinasi lintas-stakeholder bertema "Kolaborasi Penyediaan Tenaga Kerja di KITB" yang digelar Kantor Staf Presiden (KSP), 6-7 Juli di Bandung.

BACA JUGA: Kemnaker Dorong Perusahaan Terapkan Hubungan Industrial Pancasila

Karena itu, lanjut Caswiyono, semua pihak harus berkomitmen melakukan afirmasi terhadap masyarakat lokal untuk dapat mengakses pasar kerja di KITB dengan mudah.

Caswiyono mengatakan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah menyiapkan berbagai kebijakan dan melakukan berbagai langkah guna mendukung pembangunan dan operasionalisasi KITB dari sisi ketenagakerjaan.

BACA JUGA: Kemnaker Beri Peringatan untuk Seluruh Pengawas Ketenagakerjaan, Mohon Dilaksanakan!

Putra asli Batang ini menyatakan telah menyiapkan 10 jurus untuk mendukung KITB.

Pertama, menyusun proyeksi dan rencana tenaga kerja makro dan mikro di KITB yang salah satunya berisi peta kebutuhan tenaga kerja.

Kedua, mengembangkan sistem informasi pasar kerja di KITB yang terintegrasi dan mudah diakses.

Ketiga, meningkatkan kualitas dan kapasitas pelatihan kompetensi di Batang dan sekitarnya.

Keempat, memasifikasi sertifikasi kompetensi untuk penyediaan tenaga kerja yang bersertifikat.

Kelima, memperkuat dan mengembangkan bursa kerja khusus (BKK) di lembaga-lembaga pendidikan.

"Keenam, kami akan mendekatkan pelayanan ketenagakerjaan di KITB melalui pembangunan Anjungan SIAPkerja," sebut Caswiyono.

Dia menjelaskan anjungan SIAPkerja, yaitu sebuah tempat pelayanan satu pintu yang terintregrasi dan dapat diakses secara mudah baik oleh masyarakat, perusahaan maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Lebih lanjut Caswiyono menyampaikan, jurus ke-7 yang disiapkan mendukung KTIB, yaitu mengembangkan program perluasan kesempatan kerja, baik di dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja bagi masyarakat sekitar.

Kemudian ke delapan, melakukan reskilling bagi karyawan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang terdampak.

Kesembilan, mendorong pembentukan unit layanan disabilitas (ULD) di Batang untuk memastikan penyandang disabilitas juga dapat bekerja di KITB.

Untuk mengonsolidasikan semua itu, Kemnaker akan memfasiltasi pembentukan skill development center (SDC), yaitu sebuah forum kolaborasi multi-stakeholder dalam mempersiapkan tenaga kerja kompeten di KITB.

"Atas arahan dan dukungan KSP, kami akan membentuk SDC di Kabupaten Batang yang terdiri dari berbagai dinas terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Batang, manajemen KITB, asosiasi pengusaha/industri, penyelenggara pelatihan kerja, dan penyelenggara pendidikan vokasi," ujarnya.

Forum yang dipimpin langsung Deputi II KSP Abetnego Tarigan itu diakhiri dengan penandatanganan maklumat bersama oleh kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, PT KITB, lembaga pelatihan, lembaga pendidikan, dan industri atau tenant.

Maklumat tersebut berisi komitmen bersama dalam penyediaan tenaga kerja di KITB. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler