jpnn.com, REMBANG - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengembangkan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas sebagai inkubator bisnis.
Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kompetensi SDM Indonesia. Jadi, BLK Komunitas tidak hanya menjadi lembaga pelatihan.
BACA JUGA: Kemnaker Usung Empat Isu Prioritas pada Presidensi G20, Nomor 2 untuk Kaum Difabel
“Sudah banyak contoh yang diawali dari BLK Komunitas, berkembang menjadi unit usaha sendiri. Bisa menghidupkan pesantren di samping memperkuat kompetensi santri dan masyarakat di sekitarnya,” kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah.
Hal itu dikatakan Ida saat meninjau Workshop Kejuruan Teknik Informatika BLK Komunitas Pondok Pesantren Kauman di Lasem, Rembang, Rabu (9/2).
BACA JUGA: Kemnaker, ILO Indonesia, dan JBM Bahas Tiga Isu Pelindungan PMI. Apa Saja?
Menaker Ida mengatakan, Kemnaker mulai menerapkan peran inkubator bisnis di sejumlah BLK Komunitas.
“Saya berharap BLK Komunitas (Ponpes Kauman) ini juga melakukan hal yang sama. Pada 2021, kami memilih 25 BLK Komunitas menjadi inkubator bisnis,” katanya.
BACA JUGA: Kemnaker Terus Berupaya Capai Target di Tengah Covid-19 Kembali Merebak
Ida menjelaskan, BLK Komunitas adalah unit pelatihan vokasi pada suatu komunitas di lembaga pendidikan keagamaan non pemerintah yang meliputi pondok pesantren, seminari, dhammasekha, pasraman, lembaga keagamaan non pemerintah lain, serta komunitas serikat pekerja/serikat buruh (SP/SB).
Menaker menambahkan, Kemnaker terus membangun BLK Komunitas pada 2022 guna mewujudkan SDM unggul dan merata di seluruh tanah air.
“Pada 2022, kami bangun lagi BLK Komunitas sekitar 1.000. Namun, kami akan selesaikan yang dibangun pada 2021 dulu. Kami berikan peralatan dan mulai pelatihannya,” katanya.
Agar BLK Komunitas dapat melahirkan lulusan yang dapat masuk ke pasar kerja atau berwirausaha, lanjut Menaker, strategi yang diterapkan adalah mendorong kemandirian BLK Komunitas.
Hal ini dilakukan dengan membangun kerja sama antara BLK Komunitas dan industri-industri setempat. Diharapkan, lulusan BLK Komunitas memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri di sekitar BLK Komunitas atau berwirausaha secara mandiri sesuai dengan potensi daerah setempat.
“Jadi, di samping memiliki pengetahuan agama, mereka dibekali dengan kompetensi, baik untuk kepentingan pasar kerja maupun yang melahirkan entrepreneur dengan kompetensi yang dibekali BLK Komunitas,” katanya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi