Kemungkinan Harga Pertamax Turun Januari 2019

Jumat, 30 November 2018 – 00:56 WIB
SPBU. ILUSTRASI. Foto: Malut Pos/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Harga jenis BBM umum (JBU) seperti pertamax kemungkian akan diturunkan pada Januari 2019.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito menyatakan, pemerintah telah memanggil semua badan usaha mengenai penurunan harga JBU. ’’Cuma kalau Pertamina gak kagetan. Kalau naik tidak langsung naik, kalau turun tidak langsung turun. Guidance dari Pak Djoksis (Dirjen Migas Djoko Siswanto, Red) sampai barang yang dibeli kemarin habis,’’ ujarnya Rabu (28/11).

BACA JUGA: Peminat BBM Pertamax Menurun

Menurut dia, pemerintah memperkirakan stok minyak mentah yang dibeli dengan harga tinggi habis pada Januari 2019. Dengan begitu, kemungkinan harga JBU seperti pertamax bisa turun dalam waktu tersebut.

’’Kenapa Januari? Karena barang yang dibeli mahal sudah habis. Harga itu kan naik turun,’’ jelasnya. Namun, dia juga belum bisa memastikan JBU apa saja yang akan mengalami penurunan harga.

BACA JUGA: Per Hari Ini, Pertamina Naikkan Harga Pertamax dkk

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) menganggarkan belanja modal USD 5,5 miliar untuk tahun depan. Mayoritas di antara jumlah tersebut akan digunakan untuk pengembangan sektor hulu minyak dan gas bumi.

Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Pahala N. Mansury menyatakan, 50 persen dari nilai belanja modal itu akan digunakan untuk investasi di sektor hulu. ’’Sisanya, 25 persen di hilir, termasuk ekspansi refinery, dan 25 persen pengembangan infrastruktur logistik,’’ jelasnya.

BACA JUGA: Harga BBM Nonsubsidi Naik, Premium Terbatas, Berat Bro!

Tahun ini perseroan memperkirakan membelanjakan capex (capital expenditure) USD 3,5 miliar–USD 4 miliar. Sebenarnya, Pertamina pada awal tahun menargetkan capex tahun ini sekitar USD 5,59 miliar. Realisasi capex di bawah target tersebut lantaran ada beberapa proyek yang pengembangannya meleset dari jadwal.

Pahala menyatakan, pihaknya optimistis kinerja perseroan hingga akhir tahun tetap positif. ’’Sekarang kita lihat perkembangan harga minyak berbalik ya. Brent ke USD 56 per barel, itu tentu memengaruhi kinerja Pertamina sampai akhir tahun nanti,’’ ucapnya seperti diberitakan Jawa Pos.

Fluktuasi harga minyak tersebut akan memengaruhi kinerja Pertamina secara keseluruhan, baik hilir maupun hulu. ’’Revenue hulu pasti terpengaruh, tetapi nilai atau biaya untuk hilirnya tentu juga akan menurun. Jadi, feedback-nya bisa balance,’’ imbuhnya.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fadjar Harry Sampurno menjelaskan, kemampuan keuangan Pertamina memang jauh tertinggal daripada perusahaan migas asal Malaysia, Pertronas.

’’Untuk kuatkan keuangan, Pertamina itu dibentuk holding migas. Pertamina dapat pengalihan saham penyertaan modal Rp 38 triliun, dana segar sekitar Rp 17 triliun,’’ urainya. (vir/c22/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamax Naik Menjadi Rp 9.500, Pembeli Terkejut Banget


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler