jpnn.com - SURABAYA – Niat menambah teman melalui Facebook, justru menjadi petaka bagi remaja 15 tahun, sebut saja namanya Mimi. Bermula aktif berkomunikasi lewat media sosial tersebut dengan Edi Alfan (23), warga Krembangan, Surabaya, Jatim, gadis bau kencur itu pun terlena hingga mau diajak berhubungan badan.
"Terlalu intens mengoperasikan Facebook, korban terbujuk rayuan gombal. Dia (Mimi, Red) mau saja saat diajak kopi darat," terang Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete, Sabtu (4/4).
BACA JUGA: Sukurin! Maling Elpiji, Dikejar Polisi, Nyungsepââ¬Â¦
Usai pertemuan pertama itu, korban makin jatuh hati kepada Edi. Edi pun kian berani mengungkapkan perasaannya. Hanya dalam waktu tiga pekan setelah berkenalan, keduanya akhirnya berpacaran.
Selama berpacaran, lelaki yang bekerja sebagai pelayan sebuah restoran itu sering merayu korban untuk berhubungan intim. Beberapa kali, Edi mengajak korban menginap di salah satu vila di Tretes, Mojokerto.
BACA JUGA: Jeritan Korban Salah Tangkap Polisi, Ya Begini..
"Di situ korban dirayu agar mau diajak melakukan hubungan layaknya suami istri,’’ kata Takdir.
Mulanya, korban menolak. Namun, setelah diberi janji palsu oleh Edi, dia hanya bisa pasrah. Edi juga bilang akan bertanggung jawab. Hubungan tersebut pun kian kebablasan. Korban seringkali diajak kencan di rumah Edi. Keduanya juga kerap check in di hotel melati kawasan Pasar Kembang.
BACA JUGA: Penculikan Warga Sipil, Ronny: Kejahatan Ini Atas Perintah Seorang Dokter Gigi
Hingga akhirnya, sekitar delapan bulan lalu, korban mengabarkan kepada orang tuanya bahwa dirinya sedang mengandung darah daging Edi. Bak disambar halilintar pada siang bolong, Edi pun kalang kabut. Untuk membuat hati korban tenang, Edi mengajak korban nikah siri.
Edi pun bersikap kesatria dengan mendatangi orang tua korban enam bulan yang lalu. Dia meyakinkan keluarga korban agar bisa mempersunting pujaan hatinya itu secara agama lebih dulu.
Pihak perempuan pun menyetujuinya. Syaratnya, setelah itu, Edi harus cepat-cepat menikahi korban secara sah di mata hukum.
"Rupanya, pelaku tidak menepati janjinya. Dia malah kabur," tutur alumnus Akpol pada 1998 tersebut dilansir Jawa Pos (induk JPNN.com), Minggu (5/4).
Tidak terima dengan hal itu, orang tua korban mengadukan Edi kepada polisi. Ternyata, selama ini Edi bersembunyi di Lombok, NTB. Polisi pun sampai terbang ke sana untuk meringkusnya.
Kemarin Edi mengelak ketika dikatakan tidak bertanggung jawab atas perbuatan tersebut. Dia hanya bingung harus berbuat apa.
"Saya cinta sama dia kok, sudah lama kenalnya, sudah klop," ucapnya lirih.(did/c20/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapendam I/BB Akui Anggotanya Terlibat Penculikan dan Penyekapan Warga Sipil
Redaktur : Tim Redaksi