Kenali Gejala-Gejala Gangguan Jantung Ini, Jangan Sampai Terlambat Mencegah Stroke

Rabu, 15 Juni 2022 – 17:18 WIB
Penanganan sakit jantung. Foto: Heartology Cardiovascular Center,

jpnn.com, JAKARTA - Serangan jantung adalah gangguan aliran darah di pembuluh darah sehingga otot jantung mengalami kerusakan atau disebut juga infark miokard.

Penyebab utama kondisi ini adalah penyakit jantung koroner.

BACA JUGA: Tahanan Polresta Banjarmasin Tewas, Kombes Sabana: Akibat Serangan Jantung

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah makin meningkat dari tahun ke tahun.

Sedikitnya 15 dari 1000 orang atau sekitar 2.784.064 orang di Indonesia menderita penyakit jantung, sehingga penyakit jantung koroner menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

BACA JUGA: Manfaat Daun Pepaya dan Jus Mentimun Campur Wortel untuk Kesehatan

Saat ini penyakit gangguan jantung mulai meningkat dialami pada usia muda sekitar usia 30-50 tahun.

Sebagian besar serangan jantung identik dengan gejala seperti nyeri dada, rasa tidak nyaman seperti tertekan, sensasi terbakar, sakit di dada sebelah kiri atau tengah, kemudian menjalar sampai ke punggung, rahang, dan lengan, nyeri memberat saat beraktivitas.

BACA JUGA: Detik-Detik Mahasiswa Semarang Kejang saat Tidur Bareng Wanita, Lalu Meninggal

Kemudian gejala lain, seperti sesak nafas, munculnya keringat dingin, mual, muntah, dan pusing.

Bisa juga, gejala serangan jantung dijumpai mirip dengan keluhan GERD atau maag.

Bahkan ada juga penderita serangan jantung yang tidak mengalami gejala tetapi langsung mengalami henti jantung atau mati mendadak.

Bila Anda mengalami salah satu gejala seperti di atas segera ke rumah sakit yang memiliki fasilitas jantung.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah Dr. med. dr. Denio A. Ridjab, Sp.JP (K) menjelaskan kondisi serangan jantung termasuk dalam kegawadaruratan yang butuh waktu penangangan sesegera mungkin oleh tim emergency dan spesialis jantung.

"Kematian akibat serangan jantung bisa terjadi akibat terlambat mendapatkan penanganan medis. Apabila serangan jantung yang luas, parah, terlambat atau tidak tertangani dengan baik, maka kemungkinan komplikasi yang ditimbulkan akibat serangan jantung akan semakin berat antara lain gangguan irama jantung atau aritmia, gagal jantung, syok kardiogenik, dan henti jantung yang dapat berujung pada kematian," ujarnya pada pertemuan media secara daring yang diselenggarakan oleh Heartology Cardiovascular Center.

Kondisi buruk pasien seharusnya bisa dihindari. Salah satunya dengan tindakan Intervensi Koroner Perkutan Primer (Primary Percutaneous Coronary Intervention), atau Angioplasty Primer.

Itu adalah prosedur medis untuk memulihkan aliran darah ke jantung dengan cara mengatasi sumbatan atau penyempitan pada arteri koroner yang diakibatkan oleh aterosklerosis, yakni penumpukan deposit kolesterol (disebut plak) di arteri.

"Primary PCI dilakukan dengan meregangkan area arteri koroner yang menyempit memakai balon yang terpasang pada kateter, yakni selang kecil yang fleksibel, masuk ke tubuh untuk menuju arteri yang bermasalah” jelas dr. Denio

Heartology Cardiovascular Center berkomitmen memberikan pelayanan yang cepat dan tepat pada pasien serangan jantung.

“Waktu sangatlah vital, oleh sebab itu, primary PCI berperan sangat penting untuk menyelamatkan pasien” tukas dr. Denio.

Primary PCI adalah cara paling efektif dalam menangani pasien serangan jantung untuk memulihkan kerja otot jantung dan pada akhirnya menyelamatkan nyawa pasien. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berita Duka: Viryan Aziz Meninggal Dunia


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler