Kenali Penyakit dari Warna Gusi

Minggu, 18 Juli 2010 – 10:35 WIB
SEKELOA - Masyarakat awam sebenarnya bisa mengenali berbagai penyakit di tubuhnya sendiri sejak diniCaranya, dengan melakukan identifikasi penyakit melalui warga gusi

BACA JUGA: Chuzhen, Pengobatan Alternatif Tiongkok

Sebab, warna gusi dapat memberikan indikator seseorang terserang penyakit sistemik, bahkan seperti HIV/AIDS hingga kanker dari jaringan penampang gigi itu


"Gusi memang salah satu indikator penyakit akut, salah satunya HIV dan kanker," kata Grace V Gumuruh, Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) FKG Unpad bulan kesehatan gigi di RSGM, Jumat (16/7).

Pemeriksaan penyakit sistemik itu sendiri, kata Grace, umumnya dilakukan oleh kalangan dokter spesialis dengan pemeriksaan intensif

BACA JUGA: Atasi Kanker Lambung dengan Ramuan Herbal

Meski demikian, seiring berjalannya ilmu kedokteran, dokter gigi menjadi sering dilibatkan karena riset menunjukan jika beberapa penyakit mulanya terlihat dari warna gusi.

"Untuk pemeriksaan lanjutan memang harusnya ke dokter, tapi masyarakat awam juga bisa memeriksanya sendiri dengan mengamati warna gusi," katanya lagi.

Dia menyebutkan, seseorang yang sehat memiliki warna gusi merah muda pucat
Bila sudah berwarna merah pekat dan mengkilat, maka seseorang dipastikan sudah mulai terserang penyakit sistemik yang umumnya merupakan penyakit saraf dan mematikan

BACA JUGA: Terlalu Bersih Justru Mengundang Penyakit

Bila sudah mengalami pendarah di bagian gusi tanpa kunjung berhenti, Grace menyarankan untuk secepat mungkin memeriksakan diri ke dokter.

Grace mengatakan, salah satu indikator penting menjaga kesehatan yang benar salah satunya dengan menjaga kebersihan gigi dan gusiDia menilai, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang menganggap sepele kesehatan gigiTerbukti dari data riset kesehatan dasar 2007Dalam riset itu, Jabar termasuk dalam 13 provinsi tertinggi di Indonesia yang memiliki kondisi gigi karies (berlubang).

"Dari data tersebut, 50 persen masyarakat Jabar memiliki gigi berlubang dan belum tertangani," tandasnya.

Dari tingginya angka tersebut, sambung dia, baru sekitar 0,07 persen yang telah tertangani dengan benarDengan kata lain, masih banyak masyarakat yang masih bermasalah dengan gigi berlubang.

Besarnya angka penderita gigi berlubang itu sendiri, dipicu oleh gaya hidup masyarakat yang cenderung suka memakan snack tanpa dibarengi memakan buah-buahanIronisnya, selain memiliki gaya hidup buruk, masyarakat tidak melakukan sikat gigi dengan benar.

"Kecenderungan, memang banyak yang tidak mengosok gigi menjelang tidurPadahal, itu adalah fase yang berbahaya karena bakteri bersarang di mulut dengan cukup lama," paparnya.

Sayangnya, hingga saat ini perawatan gigi dan mulut di Indonesia masih sangat mahal, karena sebagian besar peralatan diimpor dari luar negeri"Ini yang membuat masyarakat semakin enggan merawat gigi dan mulut ke dokter," ujar Eky Soeria Soemantri, dekan FKG Unpad

Pun halnya pada orangtua yang sedang menyusuiGrace mengatakan, salah satu kesalahan orangtua menyusui anaknya (yang sudah tumbuh gigi, red) ketika sedang tidurItu sebabnya, banyak anak memiliki susunan gigi serta kesehatan yang buruk ketimbang disusui sebelum tidur.

"Sebaiknya orangtua mulai dini mengajarkan anaknya untuk menyikat gigi 3 menit sebelum tidurSebab, plak gigi akan semakin berlipat jika bakteri di dalam mulut tidak dibersihkan," pungkasnya(BE/fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Vasektomi Kurang Diminati Pria


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler