Kenali Risiko Kesehatan Demi Tingkat Kualitas Hidup

Minggu, 21 Mei 2023 – 06:24 WIB
Kanker masih terus menghantui masyarakat Indonesia. Foto: AMDC

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat diminta untuk mengenali dan mengelola risiko kesehatan di lingkungan yang berpotensi menimbulkan penyakit.

Dr Hary Gustian, Sp.PD, KHOM, FINASIM spesialisasi onkologi medik mengatakan pendekatan less risk perlu diterapkan untuk membantu masyarakat mengenali secara sadar risiko dari kebiasaan yang dilakukan dan kemudian secara bertahap mengurangi risiko tersebut.

BACA JUGA: 2.500 Tenaga Kesehatan Honorer Daerah Ini Diajukan Diangkat jadi PPPK 2023

Dia menyebutkan penting untuk diketahui, sejak 1980-an hingga saat ini, terapi kanker dilakukan melalui imunoterapi.

Namun demikian, walau sudah ada imunoterapi, kanker masih terus menghantui masyarakat Indonesia. 

BACA JUGA: 5 Suplemen yang Bisa Membantu Menjaga Kesehatan Daerah Kewanitaan

"Hal ini juga diperparah dengan faktor risiko, seperti polusi udara, perilaku berisiko, stres serta gaya hidup masyarakat yang kurang sehat akibat mengonsumsi makanan berminyak maupun merokok," kata Hary dalam keterangannya, Minggu (21/5).

Dia mengatakan, KTT ASEAN 2023 sepanjang 9-11 Mei 2023 telah menyimpulkan pentingnya negara-negara untuk fokus pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

Bahkan, Presiden Joko Widodo telah membawa  Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN untuk terus meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.

Lebih lanjut, dr. Harry menjelaskan upaya pencegahan dan edukasi akan bahaya penyakit tidak menular terus dilakukan oleh tenaga kesehatan dan juga berbagai pihak.

"Namun, jika masih banyak masyarakat yang masih tidak aware atau masih tetap melakukan gaya hidup dan perilaku yang berisiko, maka upaya pengurangan risiko adalah pilihan terbaik yang dapat dilakukan," lanjutnya.

Oleh karena itu, menurutnya, dokter dan tenaga kesehatan didorong untuk mempertimbangkan, mempelajari dan menggunakan pendekatan less risk dibandingkan dengan zero risk.

Contohnya dengan mendapatkan vaksin, penggunaan masker, mengonsumsi makanan rendah garam, dan gula, hingga penggunaan produk tembakau alternatif yang terbukti secara ilmiah memiliki risiko lebih rendah terhadap kesehatan.

"Selain itu, langkah penanganan kesehatan, baik secara promotif, preventif dan kuratif yang dilakukan oleh dokter juga merupakan bentuk dari pengurangan risiko," jelasnya.(mcr8/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler