jpnn.com, SAMARA - Calon presiden (Capres) RI Anies Baswedan semringah bisa kembai mengunjungi Kalimantan Timur, khususnya ke Kota Samarinda.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu pun bernostalgia dengan bercerita saat dirinya datang pertama kali ke Tepian Mahakam pada 1994 silam.
BACA JUGA: Food Estate Gagal, Anies Bakal Terapkan Contract Farming di Kalimantan
"Bapak-Ibu sekalian, bagi saya pribadi ke Samarinda ke Kalimantan Timur ini bukan perjalanan karena ada kegiatan kampanye," kata Anies di Hotel Puri Senyiur, Kamis (11/1).
Dia lantas menceritakan saat dirinya mengikuti program untuk pelatihan anak-anak muda se-Kaltim di Tenggarong kala itu.
BACA JUGA: Momentum Anies-Muhaimin Sudah Ada, Peluang Menang Kian Terbuka
"Waktu itu ke Tenggarong belum ada jembatan. Tahun 94 pesertanya dari seluruh Kaltim yang saya waktu itu kagum karena ukurannya luar biasa besar. Di situ saya menyaksikan pertama kali apa itu ketimpangan secara nyata," tutur Anies.
Anies menuturkan bahwa sebagian peserta pelatihan itu masih berkegiatan ekonomi barter dan masih bertanya apa itu konsep uang.
BACA JUGA: Tanggapi Prabowo dan Jokowi soal Alutsista, JK: Apa yang Rahasia?
"Pertanyaan mengapa sih kelompok ini bisa makmur, kenapa kelompok ini bisa lebih kaya, dan kenapa kami tidak bisa makmur," lanjutnya.
Dalam pelatihan itu akhirnya para mahasiswa tersebut menyusun sebuah permainan untuk menjelaskan arti dan apa itu peredaran uang.
Saat itu, Anies juga menemukan ketimpangan saat dirinya melihat anak-anak kecil bermain tepi Sungai Mahakam.
"Kami sempat mampir melihat anak-anak itu, dan pada saat yang bersamaan anak-anak ini menunjukkan kondisi kulit yang tidak sehat. Ini menunjukkan bahwa ini tidak sehat," ujarnya.
"Sambil duduk ngobrol, dari jauh itu saya lihat ada seperti bukit yang saya tidak tahu apa. Nanti tunggu sampai dekat, bukit bisa bergerak. Kalau di Jawa bukit tidak bergerak, rupanya itu batu bara. Liat itu bukit bergerak, masyaallah," tambahnya.
Menurut Anies, pengalaman unik yang dirasakannya itu termasuk dalam sebuah ketimpangan. Bagaimana anak-anak muda saat itu belajar tentang apa itu ekonomi yang tertinggal, anak-anak dengan kulit yang tidak sehat serta kekayaan alam yang terlewat di depan mata.
"Luar biasa. Itu adalah pengalaman pertama kami tentang apa itu ketimpangan, dan bagaimana ketimpangan itu nyata," pungkas Anies.(*/jpnn.com)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam