Kenangan Din Syamsuddin tentang Sosok Prof Malik Fadjar

Selasa, 08 September 2020 – 12:08 WIB
Din Syamsuddin. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Sosok Prof A Malik Fadjar yang meninggal dunia pada Senin (7/9) meninggalkan kenangan mendalam pada mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Menurut Din, almarhum merupakan pemikir dunia pendidikan.

BACA JUGA: Mahfud MD Ungkap Terobosan Malik Fadjar, Masuk NU Sebentar, Makan di Warung Padang

Din mengatakan, Malik Fadjar semasa hidupnya juga dikenal sebagai tokoh yang mudah bergaul dengan berbagai kalangan, termasuk para pemuda.

"Almarhum adalah pribadi akrab, walaupun usianya di atas rata-rata anggota pimpinan yang lain. Namun beliau menaruh takzim kepada yang lain, termasuk cukup menyantuni para aktivis muda," kata Din melalui layanan pesan  kepada awak media, Selasa (8/9).

BACA JUGA: Wamenag: Saya Bersaksi, Profesor Malik Fadjar Orang Baik dan Istimewa

Oleh karena itu Din merasa kehilangan dengan kepergian Malik Fadjar. Inisiator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu juga menyebut Indonesia turut kehilangan sosok Malik.

"Semoga segala kiprah dan perannya menjadi amal jariah bagi almarhum," beber dia.

BACA JUGA: Prof Malik Fadjar Meninggal Dunia, Muhadjir Effendy: Saya Kehilangan Guru Terbaik

Sebagai informasi, Malik Fadjar yang lahir pada 22 Februari 1939 itu meninggal dunia pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan.

Jabatan terakhir Malik adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2015-2019. Malik pernah menjadi menteri agama di era Presiden Ketiga RI BJ Habibie.

Selain itu, tokoh pendidikan Muhammadiyah tersebut juga pernah menjadi menteri pendidikan di masa kepemimpinan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri.

Malik merupakan putra dari Fadjar Martodiharjo, seorang guru yang juga aktivis Muhammadiyah. Pendiri Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu juga pernah menjadi menteri koordinator kesejahteraan rakyat ad interim menggantikan Jusuf Kalla yang maju sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2004.(ast/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler