Kenangan Manis saat Masih Rukun dengan SBY

Selasa, 06 April 2010 – 06:06 WIB
REKAMAN - Pameran Fotografi Jurnalistik karya Joko Sugianto (kiri), 'Jejak Keteguhan Hati' di Inna Grand Bali Beach, saat Kongres III PDIP, menampilkan perjalanan Megawati dari masa orde baru hingga reformasi. Foto: Raka Denny/Jawa Pos.
Untuk sebuah pameran, 16 karya foto rasanya terlalu sedikitTapi, bagi yang mengikuti sepak terjang Mega di panggung politik, karya fotografer Joko Sugianto yang sekarang dipamerkan lobi Inna Grand Bali Beach, tempat PDIP berkongres ketiga itu, sangat baik sebagai rekaman perjalanan Mega.

Laporan MADE RAI WARSA, Denpasar

PRIA
energik yang akrab disapa Joko itu mengambil momen Kongres III PDIP di Inna Grand Bali Beach untuk menyuguhkan hasil jepretannya khusus tentang Megawati.

Di antara ratusan karya fotografi hasil bidikan kameranya, Joko hanya memilih 16 frame yang dianggap terbaik

BACA JUGA: Koleksi Bangkai Mobil Perang untuk Kemanusiaan

Karya eksklusif ayah wartawan foto Jawa Pos, Raka Deny, tersebut merupakan koleksi hasil perburuannya menguntit jejak Megawati sejak beberapa tahun silam.

Foto-foto itu seakan merupakan sequel perjuangan Megawati ketika masih berkiprah di PDI pada 1987 hingga akhirnya berubah menjadi PDI Perjuangan (PDIP).

Ketika menjadi salah seorang ketua DPP PDI, Megawati mulai mengunjungi Bali untuk urusan partai
Di Pulau Dewata tersebut, putri presiden pertama RI itu membuka beberapa konferensi cabang

BACA JUGA: Fruits Fountain Jadi Rebutan, Tamu Semangat Cari Suvenir

Saat itulah kegiatan Mega mulai diincar Joko.

Tahu bahwa suatu saat Mega akan menjadi tokoh besar, Joko mulai berinvestasi dengan menjepret segala aktivitasnya
Foto-foto hasil bidikan Joko merupakan gambaran Megawati yang berjuang membesarkan partai di bawah tekanan Orde Baru.

Pada 1993, Megawati terpilih menjadi ketua PDI melalui kongres luar biasa di Surabaya

BACA JUGA: Sempoa, Teknologi Hitung Tradisional yang Masih Eksis

Namun, pemerintahan Orde Baru terus merongrongnyaPuncaknya, pada 1996, Orde Baru menjadi aktor di balik kongres PDI tandingan di Medan, SumutMega pun menggugat dan dinyatakan menang di PN Denpasar.

"Saya sempat protes, kenapa kita tidak bisa menginap di hotel seperti orang lain?" tutur Puan Maharani mengenang peristiwa pahit itu dalam sambutan pembukaan pameran sekitar pukul 20.00 kemarin malam.

Maklum, waktu itu rintangan yang harus diterima Mega memang bertubi-tubiKongres PDI versi Soerjadi pun ditentang habis-habisanDi antaranya lewat gerakan cap jempol darah oleh pengikut setia MegaUntuk menginap di hotel pun, Mega tak berani karena banyaknya teror serta tekananAkhirnya, Mega memilih menginap di rumah kadernya.

"Perjalanan karir Megawati itu saya abadikan secara runut," jelas pria gondrong tersebut.

Bagi Joko, foto yang paling dia anggap eksklusif adalah saat ibu Puan Maharani itu mengunjungi keluarganya di Buleleng lantaran nenek Megawati berasal dari BulelengJoko mendapat angle yang sangat artistik, yaitu saat Mega bercengkerama dengan sang nenek di SingarajaBahkan, saat itu Joko juga nginthil (ikut) Megawati sampai ke Nusa Penida untuk persembahyangan di sejumlah pura.

Foto yang menggambarkan hubungan nenek-cucu tersebut sangat disukai MegaDia cukup lama mengamati foto itu sebelum pameran resmi dibuka pada Senin siang kemarin.

Tapi, yang paling menarik buat para peserta kongres adalah foto Megawati saat masih bersama SBYYakni, foto saat Megawati menjadi presiden dan SBY menjabat Menko Polkam meninjau lokasi bekas bom Bali I (yang dilakukan Amrozi cs) di Legian, Kuta, Badung.

Mungkin sekarang kondisinya telah berubahSebab, kakak Guruh Soekarnoputra itu kini kita kenal sebagai figur yang berseberangan dengan Presiden SBYKarena itu, momentum kekompakan tersebut sekarang tinggal kenangan manis pada masa lalu.

Joko juga mengabadikan peristiwa penting saat masyarakat Bali melakukan demo besar-besaran atas pernyataan A.MSaefuddin, salah seorang menteri di Kabinet Habibie, yang meragukan keimanan Mega, sehingga dianggap tidak pantas menjadi presiden.

Foto-foto bersambung dengan keberadaan Megawati di Kongres V PDI 1998 serta bangkitnya kekuatan luar biasa PDIP Pro-Mega hingga pada Kongres V PDI yang menjadi tonggak perubahan PDI ke PDI PerjuanganKemudian, PDIP memenangi Pemilu 1999, namun dijegal dalam pemilihan presidenBali kembali mencekam karena kekecewaan Mega tak jadi presiden.

Joko ingin rangkaian foto-fotonya bisa berbicara dan menjadi refleksi bagi peserta kongresSemua itu ditujukan untuk mengingatkan betapa beratnya proses PDIP menjadi banteng gemuk bermoncong putih seperti sekarang iniDia juga berharap semua peserta kongres dan kader PDIP sadar bahwa PDIP menjadi besar bukan lantaran orang per orang, melainkan adanya dukungan rakyat.

Kegigihan Joko mengabadikan momen itu juga diakui Taufik Kiemas yang mengaku mengenal dekat Joko sejak 1994"Dia memang gigih mengabadikan setiap momen kami di BaliMau diusir, mau apa, dia tetap mengikuti kami," ungkap Kiemas saat pembukaan pameran(leak)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terapi Pecandu Nikotin di Klinik Berhenti Merokok RS Persahabatan Jakarta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler