Kisah Sedih Balita dari Kalbar di RSCM

Sempat Andalkan Bantuan Tetangga untuk Biaya Berobat

Rabu, 24 Februari 2010 – 21:27 WIB
JAKARTA - Selalu ada kisah sedih tentang warga yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan karena terbatasanya kemampuan ekonomisebut saja Widya, balita usia 19 bulan yang beralamat di Jalan Pak Adam, Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Sebelum mendapatkan bantuan dari Ddermawan melalui Dompet Simpati yang digalang Pontianak Post (grup JPNN), serta bantuan dari Lembaga Kajian Advokasi Kesehatan Masyarakat (LKDKM), biaya berobat untuk Widya lebih banyak mengandalkan bantuan dari para tetangga yang merasa kasihan melihat keadaanya.

Sekarang berkat bantuan yang terkumpulkan, Widya mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Ciptomangunkusumo (RSCM)

BACA JUGA: Merasa Aman Dari Pencopotan

Syamsiah, ibu kandung Widya, seakan merasa tak bisa mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah meringankan upaya penyembuhan putri keduanya itu.

"Tanpa bantuan dari dermawan yang ada, bagaimana bisa membawa anak saya ke Jakarta, dan saya selalu berdo'a untuk kesembuhan putri saya," ujar Syamsiyah kepada JPNN di RSCM, Rabu (24/2).

Dituturkannya, anaknya diharuskan menjalani penyinatan pada benjolan di mata kirinya sebanyak 25 kali
Sekali menjalani perawatan dengan penyinaran, uang yang harus dikeluarkan kurang lebih Rp25 juta

BACA JUGA: Jangan Setengah Hati Bangun NAD

Dengan pekerjaan hanya sebagai seorang buruh tani, syamsiyah tidak mungkin mengumpulkan uang sebesar itu.

"Saya hanya buruh tani, uang sekali pelaseran bukanlah uang sedikit
Apalagi widya sendiri sudah tidak lagi mempunyai bapak," jelas ibu berumur 35 tahun itu.

Wydia, lanjutnya, dulunya kerap menangis lantaran merasa perih matanya akibat benjolan yang kian membesar

BACA JUGA: Pejabat Jangan Gegabah Karaoke

Ketika lahir, sebenarnya kondisi Widya normal-normal sajaNamun beranjak menginjak usia lima bulan, muncul benjolan kecil di mata balita kelahiran 5 Juni 2008 itu

"Kini Widya mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta, setiap harinya mesti diperban rutin tiga kali sehariTiap  perban matanya diperbaharui, tangis Wydia seakan mengungkapkan rasa sakit yang luar biasa," rintihnya. 

Sementara Muhammad Yusni dari LKDKM mengatakan, sejak Rabu (24/2) sore ini, Widya harus dirawat inap di ruang anak RSCM karena HB-nya turun"Ia harus mendapatkan transfusi, karena memang HB turun, namun untuk keadaan fisik benjolan  di matanya sudah mulai mengempis, kemudian pendarahan yang ada selama ini tidak sebanyak dahuluIntinya sudah mulai nampak keberhasilan dari perawatan yang diberikan," katanya.

Secara umum, lanjut Yusni, selama mendapatkan perawatan kondisi Widya terus berubah baikTentunya inilah yang diharapkan keluarga dan semua pihakSerta berharap Widya kembali seperti anak normal pada umumnya.

"Sebelumnya, setiap perban yang membungkus matanya dibuka, darah akan mengucur dari lubang  yang ada, Widya hari ini juga mendapatkan penyinaran kembali, yang selama ini sudah dilakukan RSCM," tukasnya.(oji/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pandangan Fraksi Sudah Mengarah ke Pemakzulan


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler