Kenapa Sih PKS Ngotot Ajukan Cawapres?

Senin, 23 Juli 2018 – 19:12 WIB
PKS. (Foto: Dok JPNN.com)

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi memprediksi, sikap PKS yang terkesan ngotot menginginkan kursi cawapres pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019 kemungkinan untuk menyegarkan kembali semangat para kader yang belakangan mulai lesu.

Pasalnya, kekalahan partai dakwah pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 lalu merupakan pukulan telak. Padahal selama ini Jawa Barat dikenal sebagai rumah PKS.

BACA JUGA: Saatnya Anies Membalas Jasa-Jasa Mardani Ali Sera

Selain itu, di internal PKS sendiri terkesan banyak faksi-faksi yang berebut pengaruh. Hal ini diprediksi ikut andil memicu kelesuan soliditas kader di tataran akar rumput.

"Jadi, PKS ngotot menginginkan kursi cawapres itu sepertinya langkah untuk menaikkan moral force yang sedang lesu," ujar Ari kepada JPNN, Senin (23/7).

BACA JUGA: Jangan Tertawa, Mardani PKS Layak Jadi Cawapres Prabowo

Pengajar di Universitas Indonesia meyakini, dengan menempatkan kadernya duduk sebagai cawapres, PKS setidaknya berharap keuntungan ganda.

Pertama, jika pasangan yang diusung menang, maka nama PKS bakal harum kembali. Namun peluang itu cukup sulit, mengingat elektabilitas sembilan nama kader PKS yang disodorkan ke Prabowo, jauh di bawah sejumlah nama lain.

BACA JUGA: Kapan Terbentuk Koalisi Gerindra, PAN, PKS, Demokrat?

Harapan kedua, PKS kata Ari, kemungkinan menyadari peluang menang sangat kecil jika cawapresnya berasal dari mereka.

Namun, ada keuntungan lain yang kemungkinan bakal diperoleh. Yaitu, citra dan harga diri partai di mata kader di tingkat akar rumput, akan meningkat.

"Saya kira, PKS bakal mengambil pilihan paling logis, berusaha mencapai target maksimal. Yaitu, mengantarkan kadernya sebagai mantan cawapres. Kalaupun kalah, memberi semangat baru bagi PKS ke depan," pungkas Ari.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan PKS Bakal Tetap Berkoalisi dengan Gerindra


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler