jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPRD DKI Hardiyanto Kenneth menyindir Gubernur Anies Baswedan yang baru saja memamerkan di Instagram sejumlah foto alat berat milik Dinas Sumber Daya Air tengah mengeruk lumpur di sungai.
Menurut politikus PDI Perjuangan itu, rakyat ibu kota membutuhkan hasil, bukan pencitraan yang tidak ada manfaatnya.
BACA JUGA: Politikus NasDem Ini Curiga Mas Giring Tengah Mengampanyekan Anies Baswedan
"Tak perlu memamerkan alat berat, yang terpenting adalah realisasi kinerjanya. Masyarakat lebih melihat dari output-nya dibandingkan drama-drama atau pencitraan di media sosial," ujar Kenneth dalam keterangannya, Rabu (22/9).
Menurut pria yang akrab disapa Kent itu, penanganan banjir akan berhasil jika seluruh stakeholder bekerja dengan serius, cepat, tepat sasaran dan bertanggung jawab.
BACA JUGA: Berita Terkini dari PSI Soal Interpelasi Gubernur Anies Baswedan
Sayangnya, lanjut dia, kenyataan di lapangan sering kali tak seindah konten Instagram Anies. Kent berulang kali melihat alat-alat berat milik Pemprov DKI lebih sering terparkir di pinggir waduk ketimbang mengeruk lumpur.
"Operator yang saya jumpai, kebanyakan bermalas-malasan, pas melihat saya, baru mereka panik dan memulai pekerjaannya kembali. Kalau seperti ini realitanya, berarti pengawasan dari kasatpelnya sangat kurang dan tidak maksimal serta sumber daya manusia yang di tunjuk sebagai operator alat berat ini, kurang amanah dan bertanggung jawab," tuturnya.
BACA JUGA: KPK Harus Dalami Peran Gubernur Anies Dalam Kasus Pengadaan Lahan
Yang lebih parah lagi, ujar Kent, Pemprov DKI saat ini masih kekurangan alat berat untuk mengeruk lumpur. Padahal, sebagai program prioritas, penanganan banjir seharusnya mendapatkan alokasi anggaran yang cukup untuk semua kebutuhannya.
Kent pun menilai Anies dan jajarannya tidak becus dalam merancang anggaran.
"Program Prioritas Penanganan Banjir tidak bisa berjalan maksimal dikarenakan tidak ada anggaran dan dari sisi lain program yang tidak penting dan tidak menyentuh pada kesejahteraan masyarakat, seperti pagelaran mobil balap listrik Formula E ini, malah keukeuh mau diadakan. Karena itulah, saya berharap uang komitmen fee dan bank garansi yang jumlahnya hampir Rp1 triliun itu bisa di kembalikan ke kas daerah untuk di gunakan ke program yang lebih penting dan prioritas," tutur Kent.
Menurut Kent, permasalahan banjir di ibu kota tak pernah selesai. Masyarakat setiap tahun harus merasakan dampak dari bencana yang dapat memicu berbagai persoalan lain tersebut.
Dia mengingatkan, Jakarta telah beberulang kali lumpuh akibat serangan banjir. Padahal, sebagai ibu kota dan pusat perekonomian, Jakarta seharusnya tidak boleh berhenti berdenyut.
"Bayangkan saja, jika banjir kembali melanda Ibukota, ekonomi akan lumpuh dan pasti akan berdampak negatif terhadap semua sektor kehidupan, belum lagi penyakit-penyakit yang akan timbul karena dampak banjir ini. Apakah Gubernur Anies yang terhormat memikirkan hal tersebut? Jangan akibat dari pengelolaan anggaran yang asal-asalan oleh Gubernur Anies, maka masyarakat DKI Jakarta kembali menjadi korban musibah banjir terus menerus," ketus Kent.
Perlu diketahui sebelumnya, memasuki musim penghujan, Pemprov DKI terus gencarkan upaya preventif untuk meminimalisir genangan air. Salah satunya melakukan kegiatan pengerukan atau pengurasan saluran/ kali/ waduk melalui kegiatan Gerebek Lumpur di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Sehingga saat hujan, kali dan waduk dapat menampung debit air yang meningkat dan air akan mengalir lancar dan mencegah banjir. Pelaksanaan pengerukan waduk dilakukan di beberapa wilayah di Jakarta. Salah satu wilayah Gerebek Lumpur adalah pengerukan lumpur Waduk Ria-Rio oleh Sudin SDA Jakarta Timur.
Kegiatan tersebut guna memperbesar kapasitas tampungan air Waduk Ria-Rio. Kegiatan ini untuk memperlebar dan memperdalam waduk guna meningkatkan tampung air sehingga tidak meluap dan menggenangi wilayah di sekitar aliran air. Diketahui, Kegiatan tersebut mengerahkan 5 unit alat berat. Selain itu, rencana pengerukan dengan luas 69.212 m2. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil