Kenny Akbari Soal Pembunuhan Hakim PN Medan Jamaluddin: Tak Mungkin Ibunda, Motifnya Apa?

Rabu, 11 Desember 2019 – 13:52 WIB
Istri Hakim Jamaluddin, Zuraidah Hanum. Foto: sumutpos.co

Polisi masih terus mendalami kasus pembunuhan Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin, 55, yang hingga kini masih misteri.

Kapolda Sumut, Irjen Agus Andrianto, sebelumnya mengungkapkan bahwa pelaku pembunuhan ini masih orang dekat korban.

BACA JUGA: Kabar Terbaru dari Kapolda Sumut Soal Motif Pembunuhan Hakim PN Medan

Perhatian publik sempat tersedot kepada istri korban, Zuraida Hanum, 42, yang keterangannya soal korban keluar rumah pukul 5 pagi, dinilai kurang cocok dengan hasil autopsi yang memperkirakan korban meninggal sekitar pukul 3 atau 4 subuh.

Ditanya mengenai dugaan keterlibatan istri hakim PN Medan dalam kasus ini, putri Jamaluddin, Kenny Akbari, mengatakan hal itu tak mungkin dilakukan sang ibunda.

BACA JUGA: Anak dan Istri Kedua Hakim PN Medan Jamaluddin Diperiksa di Aceh

“Enggak mungkin. Kalau memang iya, apa motifnya?” kata Kenny Akbari, saat menjadi narasumber di acara Fakta Tv One, Selasa (10/12).

Kenny menilai, sang ayah selalu memberikan seluruh kebutuhan ibundanya. “Secara finansial, apa sih yang enggak dikasih ke bunda?” ucap Kenny Akbari.

BACA JUGA: Hakim PN Medan Jamaluddin Tewas Bukan karena Diracun

Meski demikian, Kenny Akbari mengakui ada sejumlah kejanggalan dalam peristiwa yang menimpa sang ayah. Pertama, Kenny menyebut sang ayah jarang keluar rumah di pagi hari buta.

“Yang biasanya keluar rumah duluan itu aku sekitar pukul 06.00 – 06.30 WIB, atau bisa lebih cepat dari itu,” ucap Kenny Akbari.

Sedangkan sang ayah, biasanya pergi belakangan. Karena itu, perginya sang ayah di pagi hari buta itu bukanlah kebiasaan Hakim Jamaluddin.

“Iya janggal juga sih. Selama aku tinggal di sini, dia enggak pernah pergi sepagi itu. Katanya keluar pukul 5 pagi dan mau jemput kenalan di bandara. Itu seperti bukan ayahku sekali,” kata Kenny Akbari.

Kedua, soal pernyataan ibundanya yang menyebutkan bahwa ponsel Jamaluddin sempat mati dan tak bisa dihubungi. Kenny merasa mematikan hape jarang dilakukan sang ayah. “Pasti dia jawab walaupun lagi sidang sekalipun,” tegas Kenny Akbari.

Ketiga, soal pernyataan sang ibunda bahwa ada teror ‘tabrak pagar’ ke rumah mereka seminggu sebelum Jamaluddin ditemukan tewas.

“Aku bingung kapan ditabraknya itu pagar? Katanya pagi ditabraknya, mungkin aku enggak ada di rumah. Tetapi seharusnya ada bekas ditabraknya di pagar itu kalau memang benar. Pasti aku tahu kok beda ya pagar rumahku, tetapi itu tak ada,” bebernya.

Istri Sempat Minta Uang Rp25 Juta

Dalam acara yang sama, asisten pribadi Hakim PN Medan Jamaluddin, Firman Effendy, menceritakan pertemuan terakhirnya dengan Hakim PN Medan, yang terjadi sekitar satu pekan sebelum tewasnya Jamaluddin.

“Kami ketemu Sabtu siang pukul 11.00 WIB. Kami pergi ke Tebing saat itu,” jelasnya.

Menurutnya, saat itu korban agak pendiam tak seperti biasanya. “Dia biasa ceria dan bercanda sama saya,” ucap Firman.

Merasakan gelagat aneh sang bos, Firman lantas menegur Jamaluddin. “Saya tanya ke beliau ada apa, rasanya lain sekali. Beliau bilang ada masalah sedikit nanti saya kasih tahu,” ungkapnya.

Meski demikian, Firman tak menyebutkan lebih lanjut mengenai masalah yang dihadapi Jamaluddin.

Firman juga mengungkapkan bahwa sang istri Hakim PN Medan, Zuraida Hanum, sempat meminta uang sebelum Jamaluddin ditemukan tewas. “Dia sempat meminta uang Rp25 juta. Katanya untuk bank,” kata Firman.

Dimintai uang puluhan juta, Firman mengaku bingung, karena tak ada uang yang dipegangnya saat itu. “Jawaban Bapak (Jamaluddin, Red) terakhir itu minta tolong, agar uang proyek disisihkan ke ibu,” ungkap Firman, tanpa mengungkap uang proyek apa.

Sempat Terlihat di PN
Sebelumnya, Humas PN Medan, Erintuah Damanik menjelaskan, ada hakim yang sempat melihat Jamal keluar dari mobil untuk absen, pada Jumat (29/11).

“Saya melihat pergi enggak. Cuma melihat turun dari mobil si Hakim Pak Morgan dilihatnya, disebutnya ‘ganteng kali kulihat’. Itu sekitar jam-jam 7 pagi ,” jelasnya di depan ruang autopsi RS Bhayangkara, Medan, beberapa waktu lalu.

Ia menyebutkan bahwa Jamal tidak mengenakan pakaian training seperti yang dipakainya ketika ditemukan meninggal. Malah Jamal terlihat mengenakan jeans dan kemeja. “Di situ masih pakai jin, belum pakai training. Nah di situ dia absen. Yang jelas Pak Morgan tadi lihat bahwa dia dilihat turun dari mobil,” jelasnya.

Meski absen, Jamaluddin tidak mengikuti kegiatan sosialisasi e-Litigasi yang diadakan Mahkamah Agung di PN Medan. “Beliau enggak ikut sosialisasi jam 8.30 WIB. Hari ini memang olahraga ditiadakan karena ada sosialisasi e-Litigasi. Itu selesai sampai jam 12 siang,” jelasnya.

Erintuah juga menjelaskan, Hakim lainnya bernama Dominggus Silaban pagi hari itu juga sempat melihat Jamal tepat di depan ruangan Humas. “Kebetulan kami sama pulang dari kantin dengan pak Hakim Dominggus. Pak Dominggus bilang dirinya lihat Pak Jamal. Tapi saya enggak lihat. Itu sekitar jam-jam 8 lah. Jadi perkiraan kita, setelah dari situ dia tidak nampak lagi,” jelasnya.

Sebelumnya, Hakim Jamaluddin ditemukan tewas di mobil Toyota Land Cruiser Prado berpelat BK 77 HD di areal kebun sawit Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (29/11/2019). Berdasarkan hasil autopsi, diketahui korban sudah meninggal 20 jam sebelum dilakukan autopsi. Artinya, sang hakim dperkirakan meninggal sekitar pukul 03.00 atau 04.00 pagi.

Namun, istri Jamaluddin yakni Zuraida Hanum, 42, menyebutkan bahwa suaminya meninggalkan rumah sekitar pukul 05.00 WIB.

Satpam Perumahan Royal Monaco, Muhyadin juga menyebutkan pada 29 November subuh, ia melihat Zuraida Hanum yang membuka pagar. Saat itu sekitar pukul 05.00 WIB.

BACA JUGA: Pelaku Pembunuhan Sadis Ini Akhirnya Diringkus Polisi di Medan

Hingga kemarin, polisi belum menetapkan tersangka pembunuhan. Kapoldasu mengatakan, pihaknya masih memeriksa alibi dan keterangan 25 saksi, serta memeriksa sejumlah barang bukti. Juga masih mencari handphone korban, untuk mengecek siapa sosok yang disebut-sebut dijemput Jamaluddin di Bandara Kualanamu Internasional, sebelum ditemukan tewas di dalam mobilnya. (trib/bbs)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler