jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta warga di Kabupaten Cianjur dan sekitar untuk menghindari lereng atau pinggir sungai setelah wilayah tersebut mengalami gempa 5,6 skala richter (SR).
"Mohon tidak berada di dekat lereng ataupun menghindar dari bantaran sungai," kata wanita bergelar profesor itu dalam konferensi pers secara daring, Senin (21/11).
BACA JUGA: Gempa Terasa saat Komisi V DPR RI Melaksanakan RDP dengan BMKG dan Basarnas
Sebab, kata Dwikorita, wilayah Jawa Barat sedang dalam musim penghujan dan gempa yang terjadi Senin ini bisa saja meretakkan area pinggir lereng atau sungai.
Menurut mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu, hujan bisa saja menyapu material yang terlepas akibat gempa berkekuatan 5,6 SR.
BACA JUGA: BMKG Sebut Ada Potensi Gempa Susulan, Sebaiknya Jauhi Gedung
"Apabila hujan turun dikhawatirkan material-material yang terlepas atau yang terguncang gempa ini dapat tersapu oleh air hujan dan dapat memberikan dampak ikutan berupa longsor ataupun banjir bandang," ungkap Dwikorita.
Sebelumnya, BMKG melalui layanan Twitter menyebut gempa terjadi pada Senin pukul 13.21 WIB di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempa terasa kuat di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Bogor, Depok, hingga Tangerang Selatan atau Tangsel.
BMKG melalui Twitter mengatakan koordinat gempa berada di 6,83 LS dan 107,06 BT dengan kedalaman 10 Kilometer.
Bupati Cianjur Herman Suherman menyebut 56 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya terluka setelah terjadi gempa di wilayahnya pada Senin ini.
"Kondisi yang meninggal tercatat 56 orang, yang luka-luka tidak kurang dari 700 orang," kata Herman kepada awak media. (ast/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Aristo Setiawan