Kepala BNPB Curhat Ongkos Helikopter Water Bombing Rp 200 Juta per Jam

Rabu, 24 Juli 2024 – 07:21 WIB
Ilustrasi helikopter water bombing. Foto: BNPB

jpnn.com - SEMARANG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB Letjen TNI Suharyanto meminta seluruh daerah di Jawa Tengah siaga bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.

Suharyanto pun menyatakan upaya pemadaman karhutla merogoh kocek sangat dalam.

BACA JUGA: Pemprov Sumsel Terima Bantuan Rp 6,5 M dari BNPB untuk Penanganan Karhutla

Dia curhat, pemadaman kebakaran yang melanda Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Putri Cempoko Kota Surakarta dan TPA Jatibarang Kota Semarang pada tahun lalu menggunakan helikopter water bombing.

Biaya operasional penerbangan helikopter water bombing selama satu jam saja mencapai Rp 200 juta, sedangkan pemadaman bisa memakan waktu sepuluh jam.

BACA JUGA: Percepat Penanganan Bencana Sumbar, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca

"Satu jam Rp 200 juta, operasi selama sepuluh jam saja sudah Rp 2 miliar," kata Suharyanto di Gedung Gradhika Bhakti Praja Kompleks Kantor Gubernur Jateng, Selasa (23/7).

Dia pun meminta aparat terkait, memantau potensi karhutla setiap saat. BNPB telah menetapkan 30 kabupaten/kota di Jateng darurat kekeringan dan karhutla.

BACA JUGA: Naik Helikopter BNPB, Letjen TNI Suharyanto Pantau Penanganan Karhutla di Kalbar

"Usahakan jangan sampai terjadi (karhutla) pada 2024, dicek daerahnya, mana paling bahaya kalau kekeringan, sebelum ada api tolong lakukan pencegahan," katanya.

Hanya lima daerah di Jateng yang saat ini tidak dilanda kekeringan, yaitu Kabupaten Banjarnegara, Kota Magelang, Kota Tegal, Kota Semarang, dan Kota Pekalongan.

Lainnya, atau 30 kabupaten/kota tergolong daerah siaga darurat kekeringan dan karhutla, mendapat bantuan peralatan penanggulangan bencana.

Masing-masing daerah menerima anggaran sebesar Rp 200 juta, khusus untuk Pemerintah Provinsi Jateng senilai Rp 300 juta.

Selain menerbangkan helikopter water bombing, BNPB juga menyiapkan teknologi modifikasi cuaca atau TMC.

"Seandainya ini ekstrem, tidak ada hujan, terjadi kebakaran besar, segera ajukan untuk digelar teknologi modifikasi cuaca," katanya.

"Tolong dikuasai betul, kami dari pusat tidak paham secara spesifik. Mudah-mudahan tidak ada bencana," katanya kepada seluruh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Jateng. (mcr5/jpnn)


Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Wisnu Indra Kusuma

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler