Kepala BPIP Sampaikan Pentingnya Pembinaan Ideologi Pancasila Kepada Para Santri

Jumat, 27 Oktober 2023 – 16:49 WIB
Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi memberikan kuliah umum kepada ribuan santri di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/10). Foto: Dokumentasi Humas BPIP

jpnn.com, PARUNG -  Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi memberikan kuliah umum kepada ribuan santri di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/10).

Prof Yudian Wahyudi mengatakan sangat mengapresiasi diselenggarakannya kuliah umum pembinaan ideologi Pancasila yang masih dalam suasana Hari Santri Nasional.

BACA JUGA: Waka BPIP Tekankan Kebijakan & Regulasi Harus Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila

"Pembinaan Ideologi Pancasila harus segera ditanamkan agar santri Indonesia bisa menjadi contoh kepada masyarakat lainnya," kata Prof Yudian dalam keterangannya yang diterima, Jumat (27/10).

Prof Yudian menyampaikan kemerdekaan bangsa Indonesia yang diraih pada 1945 lalu juga merupakan kontribusi dan sumbangsih yang amat besar dari para kiai dan para santri.

BACA JUGA: Menuju Indonesia Emas 2045, BPIP Siapkan Generasi Muda Berkarakter Pancasila

Dia menyebut sejumlah nama kiai tersebut, di antaranya KH Hasyim Asy’ari sekaligus putranya KH Wahid Hasyim, ada juga KH Wahab Hasbullah, KH R. As’ad Syamsul Arifin, dan masih banyak lagi.

"Beliau-beliau inilah teladan dan sumber inspirasi kita semua dalam mempertahankan kedaulatan NKRI," jelasnya.

BACA JUGA: UNESA & BPIP Berkolaborasi, Dukung Kebijakan Membumikan Pancasila di Generasi Milenial

Pada kesempatan yang sama, Prof Yudian juga menjelaskan arti Salam Pancasila yang digaungkan Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri yang secara historis merupakan salam kebangsaan yang terinspirasi dari 'Salam Merdeka'-nya Bung Karno.

"Salam ini merupakan komitmen bagi pengucapnya bahwa ia mendoakan sekaligus menjamin keselamatan lawan bicaranya tanpa memandang suku, agama, dan golongannya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila," tegasnya.

Mantan Presiden Asosiasi Perguruan Tinggi Islam se-Asia itu juga berpesan kepada para santri agar pentingnya untuk banyak membaca kitab dan buku untuk terus memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan dan juga menguasai teknologi.

"Ke depan, eranya akan semakin disruptif, perkembangan teknologi menjadi semakin tak terbayangkan, lebih-lebih dengan semakin menguatnya artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan," terangnya.

Prof Yudian mengatakan dalam kemajuan zaman akan banyak disrupsif, tidak hanya di dunia kerja, tetapi juga di dunia pendidikan.

Menurutnya, para pemangku kebijakan dan stakeholders harus menyadari ini.

"Karena jika tidak, kita akan jauh tertinggal di masa yang akan datang. Ini tentu yang tidak kita harapkan," ujarnya mengingatkan.

Tidak hanya kemajuan teknologi, Prof Yudian juga mendorong adik-adik santri untuk belajar menguasai bahasa-bahasa asing.

Sebab, kemampuan berbahasa ini menjadi modal bagi untuk bersaing tidak hanya di kancah nasional, tetapi juga internasional.

"Ini yang sudah saya jalani dulu saat menempuh pendidikan, terutama saat menjalani pendidikan di luar negeri," kata Prof Yudian.

Sementara itu, Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakoso menambahkan tidak menutup kemungkinan santri di Indonesia menjadi pemimpin ke depannya.

Karena itu, kata Prakoso, BPIP hadir untuk memberikan dukungan pendalaman pembinaan ideologi pancasila kepada para santri agar kelak dapat menjadi pemimpin bangsa yang tegak lurus dengan nilai-nilai Pancasila.

"Pembinaan PIP kepada santri itu merupakan langkah terbaik, karena peran santri sangat diperlukan menyebarluaskan Pancasila kepada generasi milenial agar selalu cinta terhadap NKRI," kata Prakoso. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler