jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri (BSKDN Kemendagri) Yusharto Huntoyungo mengapresiasi program e-PINTAR milik Tanoto Foundation.
Program e-PINTAR merupakan pelatihan interaktif berbasis Learning Management System (LMS) untuk meningkatkan kompetensi pendidik.
BACA JUGA: Kepala BSKDN Melantik Pejabat Pengawas, Mengajak Tingkatkan Kinerja Pegawai
Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo berharap program tersebut dapat dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi kepala daerah (kada), sehingga kualitas kepemimpinannya menjadi lebih baik.
"Mungkin saja kita bisa desain program yang memang benar-benar appropriate untuk bupati/wali kota, yang tidak mesti mereka datang ke tempat pelatihan misalnya dengan menggunakan e-PINTAR, tetapi untuk bupati/wali kota begitu. Ini barangkali sejalan dengan instrumen Indeks Kepemimpinan Kepala Daerah (IPKD) yang kita (BSKDN, red) kembangkan," ungkap Yusharto saat rapat bersama Tanoto Foundation di Kantor BSKDN, Jakarta, Kamis (27/4).
BACA JUGA: BSKDN Minta Pemda Tingkatkan Komitmen Berinovasi untuk Pengembangan Desa Wsata
Di tempat yang sama, Head of External Affairs Tanoto Foundation Franky Malonda mengungkapkan, program e-PINTAR berfokus pada peningkatan kemampuan pedagogi dan profesionalisme tenaga pendidik baik itu guru maupun kepala sekolah.
Dijelaskan bahwa dalam e-PINTAR inovasi pendidikan juga sangat diperhatikan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang lebih baik.
BACA JUGA: BSKDN dan BRIN Berkolaborasi jadi Penghubung Daerah Kembangkan Riset Berbasis Isu Empiris
"E-PINTAR khususnya pendidikan dasar yang fokusnya terhadap peningkatan kualitas guru, kepala sekolah, inovasi dan pendidikan dan keterlibatan orang tua yang sangat penting dalam pendidikan dasar yang 6-19," terangnya.
Terkait kerja sama dengan BSKDN, Franky mengatakan kolaborasi program memang sangat diperlukan.
Hal ini terutama yang berkaitan dengan tiga pilar penting yang dimiliki Tanoto Foundation satu di antaranya mengenai e-PINTAR.
Franky mengatakan, dalam setiap kerja sama pihaknya sangat memperhatikan dampak yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.
"Kita fokus kepada hasil, Pak (Kepala BSKDN), bahasa kami di filantropi itu dampak, jadi di mana pun intervensi kita prioritinya adalah dampaknya, terutama dari sisi pendampingan (terhadap daerah)," terangnya.
Dalam kesempatan itu, Goverment and Planning LEAD Tanoto Foundation Marryen Silalahi menjelaskan lebih lanjut mengenai program e-PINTAR yang bersifat fleksibel dan dapat diakses secara mandiri dan gratis.
Maryen menyebutkan, hingga saat ini e-PINTAR telah bermitra dengan 28 provinsi di Indonesia.
"Jadi e-PINTAR juga merupakan inovasi dari pada Tanoto Foundation yang sudah ada di 28 provinsi, ada PKS (Perjanjian Kerja Sama) dan MoU (Memorandum of Understanding)-nya dengan Pemda, tetapi e-PINTAR ini dapat diakses di seluruh provinsi, dan datanya kami bisa diakses lebih dari 11.722 pendidik," terangnya. (sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu