jpnn.com - ACEH - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri Yusharto Huntoyungo menjadi narasumber dalam Podcast Bappeda Bercerita di Kantor Bappeda Provinsi Aceh pada Rabu, 1 Maret 2023.
Pada kesempatan tersebut, Yusharto meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh menjaga kesinambungan inovasi daerah agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat.
BACA JUGA: Kepala BSKDN: Pemda Harus Memfasilitasi Investasi demi Tersedianya Lapangan Kerja di Daerah
Yusharto mengatakan upaya itu dapat dilakukan melalui sikap konsisten Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di wilayah Provinsi Aceh dalam mengawal inovasinya dari semula hanya berupa ide hingga dapat diimplementasikan dan direplikasi kembali.
Yusharto juga mengingatkan OPD, anggota masyarakat, maupun kepala daerah yang menginsiasi inovasi agar tertib melaporkan inovasinya kepada pemerintah pusat melalui BSKDN sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan.
BACA JUGA: Kepala BSKDN Minta Pemprov Bali Kembangkan Inovasi Frugal, Murah & Berkualitas
"Dari lima yang disyaratkan dalam inputing data, salah satu yang dikeluhkan adalah pembuktian evidence before and after dari inovasi, dan yang diutamakan dalam bentuk video karena video ini menjadi pembuktian yang paling faktual," ujar Yusharto.
Lebih lanjut, birokrat kelahiran 29 April 1967 itu juga mengimbau Pemprov Aceh agar tidak ragu dalam berinovasi.
BACA JUGA: BSKDN Dorong Pemda Segera Memiliki Badan Riset dan Inovasi Daerah
Dia berharap Pemprov Aceh dapat memastikan inovasi yang diinisiasi dapat berlangsung secara berkesinambungan.
"Jangan sampai sudah menggagas inovasi mungkin sudah tiga tahun, sementara yang kita nilai dua tahun, untuk itu yang sudah jadi dua tahun ini dalam bentuk apa pun secepatnya ditransformasi menjadi bentuk yang lain yang merupakan penyempurnaan dari inovasi sebelumnya," pesan Yusharto.
Yusharto mengatakan, Pemprov Aceh dapat mencontoh sejumlah daerah yang berhasil menjaga inovasinya secara berkesinambungan. Salah satunya, kata Yusharto, inovasi non digital Gempa Genting (Segenggam Sampah Gawe Stunting) milik Pemerintah Kota Mojokerto untuk mengatasi masalah stunting.
Dijelaskan bahwa inovasi tersebut dapat tetap diikutsertakan dalam Innovative Government Award (IGA) meski usianya sudah dua tahun. Hal itu karena inovasi tersebut direplikasi menjadi sesuatu yang baru.
Gelaran IGA merupakan ajang penghargaan bagi daerah terinovatif yang diinisasi Kemendagri melalui BSKDN setiap tahunnya.
"Begitu dua tahun usia Gempa Genting, masih tetap dilombakan untuk (tahun) berikutnya (dalam IGA karena) ditransformasi menjadi (inovasi) Dasyat (Daftar Sehat Untuk Mengatasi Stunting) dengan sistem informasi yang juga diperbaiki," terang Yusharto. (sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu