Satgas Covid-19 Yakin Vaksin Sinopharm Memiliki Tingkat Efikasi Tinggi

Jumat, 28 Mei 2021 – 22:04 WIB
Wiku Adisasmito. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan vaksin Sinopharm telah mendapatkan persetujuan Emergency Use of Authorization (EUA) di lebih dari 27 negara termasuk Indonesia yang mengeluarkan EUA sejak April 2021.

Vaksin itu juga telah mendapatkan Emergency Use of Listing (EUL) dari WHO pada 7 Mei 2021.

BACA JUGA: Satgas Covid-19: Vaksin tidak Mengandung Magnet

"Studi klinis fase tiga pada lebih dari 42 ribu subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara, menunjukkan efikasi vaksin Sinopharm sebesar 78,02 persen," kata Wiku dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covif-19 di Graha BNPB, Jumat (28/5).

"Hasil pengukuran imunogenesitas penggunaan vaksin menunjukkan pembentukan antibodi tergolong tinggi pada orang lansia dan dewasa," lanjut dia.

BACA JUGA: Ferdinand: Mungkin Saja Ini Hasil Lobi-lobi Novel Baswedan Cs

Meski demikian, Satgas Covid-19 mengingatkan bahwa vaksinasi saja belum cukup memberi perlindungan prima dalam mencegah penularan virus Corona.

Dia mengatakan seluruh jenis pengendalian Covid-19 saling melengkapi dan tidak bisa berdiri sendiri. Keduanya harus dijalankan dalam waktu bersamaan.

BACA JUGA: Habib Rizieq Bebas Juli, Ruhut: Masih Panjang

Wiku juga menyampaikan bahwa Indonesia saat ini masih memfokuskan vaksinasi Covid-19 kepada kelompok rentan terpapar.

Oleh karena itu, vaksinasi terhadap anak-anak belum diutamakan mengingat di tingkat dunia sebagian merek vaksin belum sepenuhnya diuji pada kategori pada anak.

"Saat ini Indonesia fokus kelompok rentan, dan secara statistik didominasi usia 18 tahun. Hal ini untuk memperlambat laju penularan," ucap dia.

Wiku juga menyampaikan perkembangan terbaru dari hasil Whole Genome Sequencing (WGS) per 25 Mei 2021, ada sebanyak 1.744 WGS yang dikumpulkan ke bank data GISAIDM, di mana sebanyak  1.711 di antaranya sudah selesai dilakukan.

Sementara untuk varian of concern yang terdeteksi ialah jenis B117 sebanyak 16 kasus, varian B1617 sebanyak 27 kasus, varian B1351 sebanyak 2 kasus dan varian B1525 sebanyak 1 kasus.

Meskipun demikian, Wiku menyarankan masyarakat sebaiknya tidak fokus terhadap penemuan varian virus. Tetapi, data terbaru hasil WGS itu harus dijadikan upaya meningkatkan kewaspadaan dengan konsisten mematuhi protokol kesehatan.

"Dan adanya varian baru tidak menimbulkan ketakutan yang berlebihan, karena dapat berujung pada melemahkan imunitas diri," pungkas Wiku. (tan/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler