Kepergian Kopilot Heli TNI Itu Pukul Keluarga

Selasa, 22 Maret 2016 – 10:59 WIB
GUGUR: Paman almarhum menunjukan foto semasa hidup Lettu CPN Wiradhi Darwoko di Kompleks Sapta Taruna III, Jalan Koperpu II, nomor 110 RT 03/34, Bojongrawalumbu, Kota Bekasi, kemarin. Wiradhi Darwoko merupakan kopilot korban jatuhnya helikopter di Poso, Sulteng.FOTO:ARIESANT/RADAR BEKASI

jpnn.com - RAWALUMBU – Suasana duka menyelimuti kediaman keluarga Letnan Satu (CPN) Wiradhy Tri Darwoko alias Dika di Kompleks Sapta Taruna III Kementerian PU dan PR, Jalan Koperpu II RT 03 RW 34, Kelurahan Bojong, Rawa Lumbu, Bekasi, Jawa Barat, Senin (21/3) siang. Dika adalah salah satu korban tewas dari 13 korban kecelakaan helikopter jenis Bell 412 EP dengan nomor HA 5171, yang jatuh di Poso akhir pekan lalu. 

Dika adalah anak pasangan Pringgono (57) dan Nur‎ Hasanah (50). Anak bungsu dari tiga bersaudara dikenal sangat sederhana. Lulusan Angkatan Militer (Akmil) tahun 2013 ini, sering berbaur dengan para tetangga, terlebih bila ada waktu luang Dika dan kawan-kawanya selalu menyempatkan mancing di Muaragembong yang memang sudah menjadi hobinya.

BACA JUGA: Hanya Bermodal Rp 1 Juta, Kini Jadi Distributor Terbesar

“Dika hobi banget sama mancing. Kalau sudah pulang ke rumah pasti langsung mancing ke Muaragembong sama teman-temannya,” ucap paman korban Asep Wahyudin (50), saat ditemui di rumah duka, Senin (21/3).

Asep menambahkan orang tua sangat terpukul atas kepergian Dika secara mendadak ini. Mereka tidak menyangka anak bungsunya telah dipanggil sang Khalik.

BACA JUGA: Simak! Ini Titah Jokowi soal Berantas Penggelapan Pajak

Menurut Asep, Dika memang bercita-cita dari kecil untuk jadi tentara mengikuti jejak kakeknya yang merupakan seorang tentara TNI AD, selepas SMA Dika langsung mengikuti seleksi penerimaan Taruna Akmil.

Bahkan kakek Dika yang berpangkat Kapten pernah menjabat sebagai Danramil Tambun, Kabupaten Bekasi beberapa tahun silam. “Dari kecil Dika memang ingin jadi tentara dan Alhamdulillah diterima di Akmil mengikuti jejak kakeknya yang pernah menjadi Danramil,” ungkap Asep.

BACA JUGA: Fadli Zon Berbagi Resep Demokrasi Indonesia di Depan Parlemen Sedunia

Pantauan Radar Bekasi di rumah sederhana berlantai satu ini, puluhan kerabat korban terlihat memenuhi rumah orang tua Dika. Untuk mengucapkan rasa belasungkawa dan menunggu kedatangan jenazah ke rumah duka. Namun kerabat dan keluarga korban harus pasrah ketika mendapat kabar setelah pihak TNI AD tidak mengizinkan jenazah dibawa kerumah duka dan dimakamkan di Bekasi, walaupun pihak keluarga sudah memintanya. Pihak TNI AD pun akhirnya mengebumikan korban di pemakamkan di TMP Kalibata.

Dika diketahui berstatus belum berkeluarga. Saat ditemukan jenazah Dika berada di tumpukan puing Helikopter naas tersebut. Dika merupakan pilot cadangan yang duduk tepat di sebelah pilot pada saat kejadian. Sebelum kepergiaannya Dika sempat berkomunikasi melalui Media Sosial (Medsos) untuk minta doanya kepada sang kakak Suci Utami (30). (dat/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Calon Ketum Golkar Pengin Tiru Kanada, Kenapa?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler