Kepolisian Malaysia Dinilai Sebar Berita Bohong

Justru Nelayan Malaysia Coba Suap 30 Ribu Ringgit

Senin, 06 September 2010 – 10:01 WIB

BATAM  - Pernyataan aparat Polis Diraja Malaysia (PDRM) mengenai tiga anggota DKP Batam yang ditangkap di perairan Tanjung Berakit Bintan, (13/8) lalu karena mencoba memeras nelayan Malaysia, dinilai sebagai kabar bohongKepala Stasiun Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (SPSKP) Pontianak yang membawahi wilayah kerja Kepri, Bambang Nugroho, menyampaikan bantahan.

"Berita bohong apalagi itu dari Malaysia, justru nelayan mereka yang mencoba menyuap anggota saya sebesar 30 ribu ringgit, namun anggota tidak mau dan tetap bersikukuh membawa mereka ke Batam," ujar Bambang ketika dihubungi Batam Pos (grup JPNN), Minggu (5/9).

Bambang mengaku isu ini sempat beredar dikalangan sejumlah media di tanah air, sekitar satu minggu setelah pembebasan tiga DKP Seivo Grevo Wawengkang, Asriadi dan Erwansyah

BACA JUGA: Harus Jeli Baca Gelagat Malaysia

Isu yang berkembang saat itu Kasat DKP Karimun, Hermanto bersama tiga DKP melaksanakan patroli dan memeras nelayan Malaysia yang ditemui mencuri ikan di perairan Berakit.

Setelah dikonfirmasi langsung kepada tiga DKP dan Hermanto, hal tersebut tidak terbukti dan justru didapatkan fakta baru saat mereka bertugas patroli pengamanan perikanan dan laut, yakni saat itu ada tujuh kapal nelayan Malaysia yang kepergok mencuri ikan di Tanjung Berakit, saat para petugas mengamankan mereka dan minta menyerahkan dokumen dan tangkapan hasil laut di perairan Indonesia, salah satu dari nelayan Malaysia mendekati mereka mengatakan supaya jangan ditangkap dan berdamai saja.

"Pernyataan nelaya Malaysia, mereka tetap membawa hasil tangkapan ikan ke Malaysia, mereka tidak ditangkap dengan membayar 30 ribu ringgit
Anggota tidak mau dan bersikeras membawa mereka ke Batam

BACA JUGA: JK: Indonesia Harus Tegas

Saat itulah dua dari kapal nelayan tersebut melarikan diri, anggota yang patroli tidak sempat mengamankan dua kapal yang melarikan diri karena minim anggota dan peralatan dan tanpa senjata pula
Nah, diduga nelayan dari dua kapal yang melarikan diri inilah yang melaporkan berita bohong ke pihak berwajib mereka," ujar Bambang.

Hal lain yang membuat Bambang semakin yakin Malaysia menyebar berita provokasi yang isinya bohong adalah saat mereka tiba di Ibu Pejabat Polis Kota Tinggi Malaysia, polisi setempat menunjukkan laporan atas kasus tiga anggotanya tersebut tertulis menculik dan merampok kapal nelayan Malaysia bukan memeras.

"Merampok dan menculik apa, tiga anggota berpakaian seragam lengkap anggota KKP berwarna biru dongker kok menculik dan merampok, jelas itu berada di perairan kita

BACA JUGA: Wamenlu Sebut Malaysia Kerap Ulur Perundingan

Kok ada pula lagi dokumen pernyataan memerasAneh, berita bohong apalagi itu dari Malaysia," ujar Bambang.

Dia mengatakan, sebaiknya pernyataan dari dokumen Malaysia tersebut tidak usah dipercaya warga IndonesiaDia malah mengatakan kalau mau fakta lebih baik dibuat investigasi kepada tiga DKP dan anggota polisi Malaysia yang menangkap mereka"Pasti darisitu bisa terlihatJangan hanya berani dipernyataan dokumen tanpa bukti dan pelaporan sepihakNegara tidak sehat ituSaya juga tidak mungkin melindungi anggota saya yang bersalah," ujar Bambang.

Mengenai adanya pegawai DKP Batam bernama Harun yang tinggal di Tanjung Piayu yang menurut dokumen polisi Malaysia adalah orang yang nantinya menerima uang dari nelayan Malaysia sesuai dengan isi sms salah satu anggota DKP, Bambang mengatakan tidak tahu menahu soal Harun(cha)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepala Tentara Amerika Dihargai Rp 9 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler