Kepulangan Habib Rizieq Bukan Hal Istimewa, Tak Usah Dijadikan Drama

Minggu, 08 November 2020 – 14:21 WIB
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab alias HRS beserta keluarganya berencana pulang ke Indonesia pada Senin (9/11).

Jika tak ada aral, tokoh asal Petamburan, Tanah Abang yang selama 3,5 tahun belakangan ini bermukim di Arab Saudi itu akan tiba di tanah air lusa (10/9).

BACA JUGA: Ada yang Takut Habib Rizieq Bergabung Kelompok Oposisi, Siapa?

Berbagai narasi pun mengiringi kabar tentang rencana kepulangan Habib Rizieq. Menko Polhukam Moh Mahfud MD dan para politikus juga mengomentari rencana Habib Rizieq kembali ke Indonesia.

Menurut Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra) Fadhli Harahab, setiap orang berhak menyampaikan narasi ataupun dukungan atas rencana kepulangan Habib Rizieq.

BACA JUGA: Habib Rizieq Biasa di Barisan Oposisi, Tak Mungkin Melunak Karena Jabatan

Namun, Fadhli menyarankan agar perlakuan terhadap Habib Rizieq tidak berlebihan.

"Karena HRS itu juga warga negara pada umumnya yang mudik ke kampung halaman, maka perlakukan beliau seperti orang pada umumnya saja, enggak usah ramai-ramai jemput di bandara, apalagi sampai minta negara hadir jemput," ujar Fadhli, Minggu (8/11).

BACA JUGA: Pengamat Sebut Prabowo Jadikan Habib Rizieq Sebagai Komoditas Politik Saja, Ini Indikasinya

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta itu menduga Habib rizieq juga tak mau diperlakukan secara berlebihan. "Saya yakin HRS juga enggak mau, beliau juga kan udah bilang jangan ada yang jadi pahlawan kesiangan," sambung Fadhli.

Walakin, Fadhli mengharapkan kepulangan HRS membuat suasana di dalam negeri lebih kondusif. Fadhli mengingatkan elite politik tidak mendramatisasi kepulangan Habib Rizieq.

"Jadi dimulai dari narasi elite, enggak perlu membesar-besarkan (kepulangan HRS). Berilah porsi secukupnya. Kepada elite, jangan banyak nonton drakor (drama korea, red), kurang-kurangi nonton drakor supaya tak terlalu mendramatisasi keadaan," pungkasnya.(mcr3/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler