jpnn.com, JAKARTA - Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais mengkritik Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Amien Rais bahkan menyebut keduanya bagian dari rezim yang paranoid hingga ugal-ugalan.
BACA JUGA: Kebijakan Jokowi Terkait BLT Minyak Goreng Dinilai Sudah Tepat
Hal itu disampaikan Amien Rais melalui video yang berjudul "DUET JOKOWI LUHUT TIDAK KITA PERLUKAN LAGI" dan diunggah melalui kanal Amien Rais Official, Sabtu (2/4).
Amien mengatakan rezim Jokowi-Luhut harus berakhir pada 2024 dan tidak boleh lagi melakukan segala cara untuk memuluskan tujuan politiknya.
"Jadi, tidak boleh lagi dua oknum ini lantas menggerakkan berbagai cara, tekad ala Orde Baru itu, kita masih terngiang-ngiang rakyat kita dibodohi, tetapi kadang ditekan, diancam untuk mengegolkan tujuan politik yang sesungguhnya jahat, political crime," kata Amien Rais.
BACA JUGA: Tanggapi Amien Rais soal Tes Kejiwaan, Jubir Luhut Berkata Begini
Eks Ketua MPR itu menyebut Jokowi-Luhut rezim yang kuat dengan ambisinya.
Dia menjelaskan ciri-ciri rezim yang paranoid ialah tidak pernah merasa aman dan menutupi kelemahan dengan menggertak dan mengancam serta menggerakkan massa.
BACA JUGA: Jokowi Sudah Sepantasnya Menegur Luhut Binsar
"Cara menutupi kelemahannya dengan cara menggeretak, dengan mengancam, dengan mengerahkan massa yang masif, bahwa duet ini adalah satu-satunya yang dapat menyelamatkan bangsa ini," lanjutnya.
Tokoh reformasi itu lantas menyebut massa yang digerakkan adalah perangkat di lingkungan masyarakat dan tidak tertutup kemungkinan juga Jokowi-Luhut akan menggerakan petani, nelayan, buruh, bahkan PNS.
Namun, dia menjelaskan hal itu merupakan cara yang tidak memiliki subtansi, abal-abal, dan tidak berbobot.
"Karena apa? Karena ini sangat artifisial, ya seperti balon. Kelihatannya besar, tetapi jika terkena jarum kecil saja udah kempis," lanjutnya.
Tak hanya itu Amien Rais juga menyebutkan Jokowi-Luhut rezim ugal-ugalan.
Dia lantas menyatakan Presiden Joko Widodo selain tidak kompeten sebagai pemimpin sebagaimana yang dia tulis dalam risalah kebangsaannya, tetapi juga tidak tahu kapan harus mundur.
Dia juga menyebutkan pemimpin yang baik itu harus tahu persis kapan dia harus mundur, apalagi dalam UUD 45 itu sudah jelas sekali dikatakan presiden. hanya bisa dipilih dua kali saja.
"Tetapi sekarang mau dipaksakan supaya ada sidang MPR khusus untuk buat PPHN, jadi kemudian nanti arahnya mengubah secara sangat ugal-ugalan, lebih dari itu, sangat jahat, ini luar biasa," pungkas Amien Rais. (mcr8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Amien Rais Sebut Presiden Jokowi Mabuk Kekuasaan
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Kenny Kurnia Putra